Happy reading 🌸38. Pertandingan basket, mendadak.
****
"Apa? Gila.. Lo serius?" kata Tama dengan hebohnya. Mendengar tuturan dari Banu yang baru mendapat kabar dari pak Hendra selaku guru olahraga basket. Sontak seluruh teman-temanya melihat kearah mereka dengan berbagai ekspresi tanda tanya.
"Iya, pak Hendra ngajak kita tanding sama kelas sebelah hari ini?" ujar Banu yang juga terkejut mendapat pertandingan yang mendadak tanpa persiapan.
"Kenapa mendadak banget, anjim!" umpat Egi yang duduk diatas meja.
"Sumpah ya, apa coba maksudnya ngajak tanding tiba-tiba gini, malah sama anak sebelah lagi?" ucap Tama tak habis pikir.
"Kenapa lo takut?, mereka itu ngga ada apa-apanya santai aja kali," ujar Pono pada Tama.
"Sehebatnya lo, jangan pernah remehin orang. Lo liat anak IPS akhir-akhir ini rajin banget latihan!" balas Egi. "Lah kita, uda jarang latihan. Kebanyakan nongkrong di markas!." lanjut Egi.
"Tau nih, ngapain lo ngomong gitu, sekarang itu kelas kita. Walaupun kita tanding sama mereka bukan berarti kita patah semangat, buktikan dong kalo kita lebih dari mereka?" kata Banu memberi semangat.
"Kenapa pak Hendra ngajak tanding mendadak gini?" ujar Albino pada Banu.
Banu mengangkat pundak acuh. "Gue juga ngga tau?" balas Banu.
"Uda deh, ngga usah diperpanjang yang mau dukung kelas kita ayok. Lebih baik mending kita ganti baju sekarang?" ujar Tama sambil membubarkan temanya.
Tama, Egi, Banu, Pono dan Albino mereka bergerak ingin mengganti baju, tapi tidak dengan Eldiano yang hanya diam tidak ikut heboh dengan yang lainya.
"Lo ngapa meneng bae bos, gih ganti baju lo?" ujar Pono pada Eldiano yang setia dengan duduk.
"Males gue, ganti lo aja?" tolak El dengan menawarkan Pono menggantikan dirinya.
"Mana bisa El, kita uda kurang skill kalo lo ngga ikut?" balas Egi mendengar El tidak ingin ikut tanding.
"Pono ngga bisa diharapkan, yang ada entar bolanya diajak nge-pantun!" ujar Egi lagi melirik Pono disebelahnya.
Eldiano menatap Egi dengan mata malas. "Gue lagi ngga mood!" El tetap tidak ingin ikut.
Ya, jika Eldiano tidak ikut dalam pertandingan maka mereka akan kalah dan kekurangan pemain, karena selain Banu selaku kapten basket dan juga sangat hebat dalam bermain bola basket, Eldiano-lah nyawa kedua tim mereka, Eldiano tidak kalah hebat dalam bermain bola basket. Tapi sayangnya, dengan skill yang ia miliki ia bukan sebagai kapten disekolah, karena Eldiano tidak gila jabatan seperti keluarganya.
Eldiano sempat menjadi kapten basket, namun ia sendiri yang mengundurkan diri. Iya itulah karakter Eldiano yang tidak suka dikenal banyak orang dan dipuji, walaupun ia sudah terkenal disekolah sebagai cucu dari kepala yayasan.
"Ayolah El, lo mau kita kalah dari anak IPS?" bujuk Tama.
Eldiano membuang napas berat dengan memejamkan matanya sejenak. "Hm, oke gue ikut!" balas El sembari menatap temanya. Mereka semua lega akhirnya Eldiano kali ini tidak egois, ia lebih mementingkan solidaritas.
***
"Lo dengerkan pengumuman barusan, hari ini tanding basket, huaaa?" heboh Dima dengan suara cempreng.
"Gue denger ngga budek, ngga usah teriak-teriak juga bisa?" serkah Lia kesal dengan Dima yang sangat berlebihan.
"Zar, berarti cowok lo sama cowok gue tanding hari ini?" kata Dima pada Zahra yang sibuk mencari sesuatu dibawah kolong meja.
![](https://img.wattpad.com/cover/234638077-288-k823651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDIANO
Teen FictionKisah yang berawal dari janji dan menjadi sebuah takdir yang mempertemukannya. Kisah cinta yang harus dijalani karena terikat oleh sebuah perjanjian. Janji yang dimiliki oleh ketua geng motor Traider-x, cowok yang terkenal dengan julukan bad boy dis...