54. Memilih Atau Dipilih

628 60 33
                                    


Happy reading🌼

Hei. Kamu apa kabar? Semoga selalu sehat. Maaf baru ngabarin. Kemarin-kemarin aku... hmm, ceritanya panjang. Di baca aja ya...

<•>

54. Memilih Atau Dipilih

<•>

Jangan sakiti cowok tampan seperti kami,!!
Karna kami hampir punah.

~Cogan Traider-x~

***

Malam ini Eldiano akan menemui Irfan di kantornya. Irfan menyuruh Eldiano agar menemuinya malam itu juga. Pasalnya Eldiano sebenarnya juga malas, namun Irfan memohon agar Eldiano mau menemuinya. Dengan langkah santai cowok itu masuk lif dengan menekan tombol 7, menuju lantai yang ia tujuh hingga pintu lif benar-benar tertutup. Hingga beberapa menit pintu lif pun terbuka. Eldiano berjalan santai dengan tangan yang selalu ia masukkan di saku celana. Banyak para karyawan yang menyapanya di sana, tersenyum dan sedikit menundukkan kepala, sebagai penghormatan bagi anak pemilik perusahaan. Eldiano tetaplah Eldiano dingin dan cuek, cowok itu bahkan tak membalas sapaan orang-orang di sana, justru ia mengabaikannya, bukan sombong namun itulah karakter yang sudah terbentuk sejak kecil. Eldiano sampai di depan pintu ruangan Irfan, sebelum masuk Eldiano mengetuk pintu sekali dan mendapat jawaban dari dalam ruangan. "Masuk," perintah Irfan.

Eldiano masuk yang sudah di sambut dengan Irfan yang duduk di kursih kebesarannya. Irfan tersenyum pada putranya itu. Ternyata Eldiano benar-benar datang malam ini. Eldiano menatap Irfan dengan wajah datar. "Ada apa papa suruh aku kesini?" tanya Eldiano langsung tanpa basa-basi.

Irfan tersenyum tipis. Melihat putranya itu sangat kaku. Apa Eldiano selama ini lupa cara tersenyum?. "Duduk dulu, ada hal yang ingin papa tanyakan ke kamu," ujar Irfan sambil menunjuk kursih yang ada di hadapannya.

Eldiano menuruti perintah Irfan dengan menduduki kursih hitam yang terbuat dari kulit. Eldiano menatap Irfan yang juga menatapnya. Eldiano sempat bingung, sebenarnya ingin bertanya atau sekedar tatapan? Pikir Eldiano mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kamu uda makan?" tanya Irfan basa-basi memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa menit.

"Uda," jawab Eldiano singkat.

"Gimana sekolah kamu? Baik-baik aja?" tanya Irfan lagi membut Eldiano menatap Irfan kembali.

"Enggak usah terbelit-belit pa, apa yang ingin papa tanyakan?" ujar Eldiano yang tidak suka basa-basi.

Irfan membenarkan posisi duduknya tegak. Menatap putranya itu dengan tatapan serius. "Oke," jawab Irfan sambil menganggukkan kepala.

"Apa kamu benar-benar menerima perjodoh ini?" tanya Irfan langsung pada intinya.

Eldiano membalas tatapan Irfan dengan kerutan dahi. "Ngapain papa bertanya soal itu. Bukannya papa juga setuju?" balas Eldiano.

"Papa hanya ingin bertanya. Papa tidak ingin kamu seperti papa," ujar Irfan.

"Apa kamu mencintai Reina?" tanya Irfan lagi.

Eldiano membuang napas dalam. "Seharusnya tanpa aku jawab juga papa uda tau, aku mau juga karna kepaksa!" jawab Eldiano dengan menekan kalimat akhir.

"Justru itu papa bertanya sama kamu. Selama ini papa tidak setuju dengan perjodohan yang di buat oleh kakekmu. Karna papa juga pernah ada di posisi kamu," ucap Irfan membuat Eldiano menatap bingung.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang