45. Mengungkapkan perasaan

580 50 34
                                    


Mohon jangan siders ya guys🔥

Uda akhir tahun nih dan lo masih jomblo. Haha sama😑

Happy reading🌼

45. Mengungkapkan perasaan.

Terkadang mengikhlaskan itu memang bukan pilihan tapi, sebuah keharusan kenapa? Karena ada kebaikan yang telah Tuhan siapkan dibalik sakitnya sebuah perpisahan.

***

"El aku pulang sama k-a-mu" diakhir ucapan Zahra memelan ketika Reina yang langsung bergelanyut manja dilengan kekar cowok itu.

Kabar putusnya Eldiano dengan Zahra, Reina juga sudah mendengar, sudah tidak diragukan lagi bagaimana perasaan Reina saat mendengar kabar yang selama ini ia tunggu dan itu akan membuat dirinya lebih dekat dengan Eldiano tanpa halangan siapapun.

Eldiano menatap Reina dengan tangan yang sudah menempel pada lenganya berganti menatap Zahra. Gadis yang ada dihadapan Eldiano yang notabenya sekarang adalah mantan menatap dirinya dengan tersenyum kecut.

"Gue--" belum selesai bicara Eldiano, Reina berbicara pelan yang dapat didengar oleh Eldiano, sesekali Reina melirik tajam kearah Zahra.

"Kamu harus pulang sama aku atau aku bakal laporin kakek kamu," ancam Reina, membuat cowok itu mengepalkan kedua tangan sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Oh ya buat lo, bukanya lo mantannya ya. Kenapa masih ngejar-ngejar, masih ngarep?" ujar Reina dengan sedikit tertawa mengejek.

Zahra tidak ingin meladeni Reina yang tidak akan ada habisnya itu memutuskan untuk pergi dari sana. Katakan saja hati Zahra saat ini hareudang, yap benar. Zahra tidak ingin membuat hatinya semakin termakan oleh api cemburu, padahal Zahra tahu Eldiano tidak mencintai gadis itu, tapi entah kenapa hati Zahra belum bisa terima lebih tepatnya tidak terima.

Belum sempat melangkah Tama menghampiri Zahra dengan motor besar cowok itu.

"Pulang bareng gue aja yuk?" ajak Tama sambil memainkan kedua alis keatas sembari melihat Eldiano, dengan ekspresi mengejek. Cowok itu juga tengah menatapnya dengan sorot mata tajam. Tama tidak menghiraukan toh Zahra bukan siapa-siapa Eldiano lagi uda jadi mantan Eldiano kan?.

Tanpa menimbang tawaran Tama, Zahra langsung menganggukan kepala dan naik keatas motor Tama.

Rasanya Eldiano ingin sekali menggampar wajah tengil Tama yang mengejek dirinya. Andai saja tidak ada Reina disana mungkin Eldiano sudah memberi makan siang untuk Tama. Bisa-bisanya Tama mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Awas lo batin Eldiano kedua tanganya  semakin terkepal kuat.

**

Ditengah jalan raya yang dipadati dengan kendaraan. Tama dan Zahra tidak ada yang membuka suara, hening hanya saja suara mesin motor, angin dan kendaraan lain yang berlalu lalang. Untuk memecahkan keheningan diantara keduanya Tama membuka suara.

"Zar," panggil Tama yang tetap fokus dengan menyetir.

Zahra lebih mendekat ditelinga Tama. "Iya," jawab Zahra dengan mata yang kedip-kedip lantaran angin yang kencang.

"Kalo gue suka sama lo, itu salah ngga?" tanya Tama membuat Zahra membulatkan mata sambil mengerjap-ngerjap mata.

"Apa?" bukan jawaban malah kembali bertanya, seakan Zahra yang tiba-tiba mendadak tuli.

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang