6. Pacar

1.9K 182 53
                                    


Ikan hiu
Bawa kaca
I love you
Buat yang baca 💖

******

Hari ini El sengaja datang pagi untuk menemui gadis itu, sambil berjalan santai setiap lorong, menyapu pandanganya terlihat masih sangat sepi karena masih pukul 06.15 menit, ia melihat seorang gadis sedang berjalan sedikit jauh dari hadapanya. El mengenal gesture tubuh gadis itu, rambut panjang sepunggung, dan tubuh yang mungil. Ia segera melangkahkan kakinya lebar dan memanggil dengan berteriak.

"Woii!!" Jerit El sambil mempercepat langkahnya.

Suara itu membuat Zahra menoleh kebelakang, saat tahu siapa pemilik suara tersebut, ia begitu panik, takut, dan malu kembali menguasai dirinya. Ia tahu pasti cowok itu sedang memanggilnya, tanpa pikir panjang dirinya membalikan tubuhnya ke depan segera mempercepat jalanya. Pura-pura tidak mendengar, ia yakin setelah kejadian itu pasti hidupnya tidak akan tenang, apalagi ini berurusan dengan Eldiano seorang cowok yang ditakuti seisi sekolah Adijaya.

"Aduh mampus gue, gimana ini?" gumam Zahra panik.

Namun langkahnya terhenti ketika tangan besar yang mencekal tangannya dengan kuat.

"Lo tuli?!" ucap El sambil menatap Zahra. Zahra yang ditatap menundukkan kepala. Menyeramkan batinya.

Zahra mencoba memberanikan diri untuk menatap wajah cowok itu. "Emangnya kakak manggil gue?" tanya Zahrah merasa takut.

"Gue mau ngomong sama lo?" ucap El, sambil mencengkram tangan Zahra dan menarik tanganya menuju taman belakang sekolah yang sangat terlihat sepi.

"Loh Kak mau kemana?" tanya Zahra tanganya yang sudah di cengkram oleh El sangat kuat. Ia berusaha memberontak, namun hasilnya nihil.

Zahra yang merasa tanganya sudah memerah akibat cengraman singa Ehh El maksudnya.

"Lepasin gak, kalo gak gue bakalan teriak! " ancam Zahra.

"Teriak sekuat-sekuat lo, gak akan ada yang berani sama gue, lo tau gue siapa?" ujar El tidak takut dengan ancaman Zahra.

Sesampai di taman belakang El melepaskan cengramannya. Kembali menatap lekat pada gadis itu.

"Gue mau ngomong sama lo?" ujar El pada Zahra dengan sorot mata tajam.

"Ngomong - ngomong aja, gak usah tarik-tarik bisa gak!" jawab Zahra kesal.

El mengalihkan pandanganya dengan membuang napas dalam untuk mengontrol emosinya, jangan sampai ia kelepasan dan melampiaskan emosinya pada gadis itu.

"Lo!" menggantungkan ucapanya dan menunjuk jari telunjuknya kearah wajah Zahra.

"Apa?," balas Zahra ketus.

"Harus jadi pacar gue!" ucap El dengan serius

"WHAAAT?!" Zahra pun tertawa dengan ucapan konyol cowok itu.

"Kakak serius?" tanya Zahra meyakinkan.

"Emang mukak gue ada tampang bercandanya?" balas El menaikan sebelah alisnya keatas, dengan tatapan yang serius.

"Gue gak bakalan mau, sama cowok kasar kaya lo!" ujar Zahra sambil melenggang pergi meninggal kan El di taman belakang sekolah.

***

Sesampainya di kelas Zahra duduk di bangku miliknya, memasang wajah cemberut. Dima dan Lia saling tatap  heran dengan sahabatnya yang satu ini yang tidak seperti biasanya. Bel pun berbunyi pertanda masuk kelas, tak lama guru mata pelajaran pertama sudah masuk kelas.

"Woii kutil, kenapa lo?" tanya Dima.

"Itu Dim singa?" balas Zahra pada Dima.

Dima menatap heran. "Singa? Lo ketemu singa beneran, Dimana Zar gue mau liat," Dengan tampang beloonya.

Zahra memutar bola matanya malas. "Ishh bukan, Itu si kak El?"

"Ohh.. Kenapa lo suka?" ledek Dima yang memaikan kedua alisnya.

Zahra menggeleng cepat. "Isshh bukan gitu Dim, dia nyuruh gue jadi pacarnya," ujar Zahra sambil meremas kedua tanganya.

"WHAAT!!" jerit Dima seisi kelas membuat seleuruhnya melihat kearah mereka, dan pak dadang menegurnya.

"Ada apa Dima?" tanya pak dadang yang terganggu dengan suara cempreng Dima.

Dima hanya cengengesan tidak jelas dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehe gak ada apa-apa pak,"

Pak dadang hanya mengeleng-gelengkan kepala botaknya. Melihat tingkah muridnya yang satu ini.

"Lo serius?" tanya Dima lagi mencoba meyakinkan pada Zahra.

Zahra hanya mengangguk kepala. Apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan cowok itu nanti?, entahlah sekarang pikiranya tengah kacau. Sulit untuk memikirkan masalah ini, apakah ia harus menerimanya menjadi pacar cowok kasar itu?, Ahh sudahlah. Itu akan ia pikirkan nanti.

***

Sekarang Zahra berada di dalam kamarnya, sambil merebahkan badanya diatas tempat tidurnya. Ia menatap langit-langit kamar, Pasalnya hari ini sangat panas dan melelahkan. Zahra masih terngiang-ngiang dengan pernyataan cowok aneh tadi pagi.

"Dasar cowok aneh, tiba-tiba nyuruh gue jadi pacarnya," ucap Zahra sendiri.

"Tapi kalau besok dia cariin gue terus gimana? Aaaaa Bundaaaaa...."

Zahra menabok mulutnya dengan tanganya sendiri.

"Ini mulut juga ngapain sih main sosor -sosor orang sembarangan, Kan jadi ribet urusanya, malah sama si singa lagi. Gimana dong?." ucap zahra lagi sambil menghentakan kedua tanganya di atas tempat tidurnya.

******

SEMOGA KALIAN SUKA YA, JANGAN PERNAH BOSEN UNTUK BACA CERITA AKU, VOTENYA BIAR AKU SEMANGAT BUAT CERITANYA.

LOVE YOU ALL💖

ELDIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang