02. Drama

1.3K 88 1
                                    







Happy Reading




***

Dor! Dor! Dor!

"Nessa!" suara dari luar membuat Nessa yang sedang mengikat rambutnya memutar bola matanya jengah.

"Drama di mulai," gumam gadis itu lalu membuka pintu yang tidak berhenti untuk di gedor.

"Kamu nggak punya telinga! Di panggil dari tadi nggak nyaut!" sungut seorang wanita dengan penampilan menor.

"Dengar," jawab Nessa santai.

"Terus kenapa nggak jawab!" bentaknya.

"Malas!" wanita itu geram dan menarik rambut Nessa kuat. Sampai membuat Nessa meringis menahan pusing di kepalanya.

"Kurang ajar kamu ya! Berani lawan saya!" wanita yang tak lain Ibu tirinya itu menarik Nessa menuju lantai bawah.

Dan mendorong tubuh kecil Nessa hingga membentur tembok. "Karena kamu sudah berani lawan saya! Kamu tidak sarapan pagi ini!" bentak Ibu tirinya lagi dan juga menendang tulang kering Nessa.

Vanessa hanya diam duduk di lantai, ia menyadarkan tubuhnya ke tembok memangku tasnya sambil merapikan rambutnya yang berantakan, Vanessa masih terlihat tenang tidak melawan ataupun marah.

"Kasihan banget nggak sarapan." ejek anak dari Ibu tirinya yang bernama Hellen. Nessa mendongak menatap Hellen sengit memberikan gadis itu jari tengah.

Hellen dan Nessa satu, sekolah beda kelas. dan Hellen tau jika saudara tirinya ini berpacaran dengan ketua geng di sekolahnya itu, iri. Pasti, bahkan Hellen berniat merebut Nevan dari Nessa. Tapi ia takut dengan cowok kejam itu. Nevan jika sudah menyangkut Vanessa tidak pernah main-main.

Jadi ia masih ragu jika ingin melakukan hal yang jahat saat di sekolahnya.

Nessa yang masih berdiam di posisi sama tersenyum tipis saat membaca pesan dari sang kekasih jika Nevan sudah berada di depan rumah. Tanpa membuang waktu dan berpamitan dengan Ibu tirinya, ia melenggang pergi mengabaikan teriakan dari Ibu tirinya yang sangat marah tersebut.

Nessa berlari menuju cowok tampan yang duduk di atas motor sportnya. "Selamat pagi," sapa Nessa ceria.

Nevan tersenyum mengacak rambut gadisnya gemas. "Pagi," balasnya lembut. Nevan memakaikan helm ke kepala gadis itu pelan. Setelah terpakai Nevan menggenggam tangan Nessa untuk naik keatas motornya.

"Ke tempat biasa dulu?" tanya Nevan.

Vanessa melingkarkan tangannya di perut Nevan "boleh," jawab Nessa di balik punggung Nevan.

Cowok berjaket biru navy itu mengangguk sekali dan mulai menjalankan motornya.

Di balik jendela ada yang menatap Nessa geram, dan tidak terima. Mereka adalah Hellen bersama Ibunya yang sedang menyaksikan keromantisan Nevan dan juga Vanessa.

Mereka tidak terima Nessa mendapatkan cowok yang kaya dan tampan seperti Nevan Phoenix Saguna.

Nevan memberhentikan motornya di depan gerobak bubur ayam langganan mereka setiap pagi, Nevan selalu mengajaknya kesini jika gadis itu tidak sarapan di rumah.

Nessa mengerutkan kening saat Nevan hanya memesan satu mangkuk untuk dirinya saja. "Kenapa satu? Kamu sudah sarapan?" tanya Nessa heran.

Nevan mengangguk pelan bersama senyum di bibirnya. Nessa menghela napas lalu menunduk."kenapa?" kini giliran Nevan yang bertanya.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang