07. Saling berbagi

686 54 1
                                    

~^~

~^~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~^~

***

Di teriknya matahari yang begitu menyengat kulit, Nevan dan Nessa tengah berada di pinggiran jalan raya, Nevan mengajak Vanessa mengunjungi adek-adek mereka yang membuat Nevan dan Vanessa selalu di beri rasa syukur oleh apa yang tuhan beri.

Manusia di dunia ini pasti memiliki kehidupannya masing-masing, dan juga ada dua kondisi di mana. Ada yang kaya, miskin. Pintar, bodoh. Sehat dan juga sakit.

Kita sebagai manusia tidak bisa memilih mau berada di mana, semua itu sudah ada yang mengatur. Tinggal bagaimana kita bisa bersyukur dengan apa yang tuhan berikan untuk kita. Dan salah satu wujud rasa syukur yang di dapatkannya, Nevan selalu membantu adek yang kurang beruntung seperti. Pengamen, pengemis, semir sepatu. Dan juga pemulung. Untuk memberi rezeki kepada mereka.

"Selamat siang adek-adek." sapa Nevan pada mereka yang tengah duduk di pinggir trotoar untuk menghitung hasil pendapatan mereka hari ini.

"Sore kak Nevan!" teriak mereka senang.

"Kalian jam segini baru selesai?" tanya Nessa yang duduk di antara mereka.

"Iya kak," jawab salah satu dari mereka.

"Dapat berapa?" kini giliran Nevan yang bertanya.

"Sepuluh ribu kak," Nevan dan Nessa saling padang sekejap.

"Sepuluh ribu? Dari pagi cuma segitu?" mereka tidak menjawab, justru saling pandang dan saling kode.

Hal itu membuat Nevan curiga. "Kalian sembunyikan sesuatu dari kakak?" mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat anak-anak yang berjumlah lima orang diam takut.

"Apa ini karena ulah Bang Jarot?" tubuh mereka menegang ketika Nessa menyebut nama tersebut.

Raut wajah Nevan berubah. "Nessa, jagain mereka." ucap Nevan singkat dan tanpa menunggu jawaban dari Nessa cowok itu sudah pergi dengan langkah besar.

Vanessa menatap punggung Nevan yang kian menjauh sambil menghela napas panjang.

"Kak, apa kak Nevan marah?" tanya anak laki sekitaran umur tujuh tahun yang bekerja menjadi pengamen.

Nessa mencoba tersenyum lalu menggeleng pelan. "Nggak kok, kalian tenang aja. Kak Nevan kan emang gitu." jawab Nessa.

Dengan langkah besar dan pasti, Nevan mendatangi seorang pria bertubuh gempal dengan tato di sekujur tubuhnya. Terdengar pria itu tertawa meminum alkohol. "Enaknya, nggak usah kerja. Tapi bisa beli minum sama makan, Hahaha.." tawanya yang mulai merancau tidak jelas.

Prang!

"Kurang ajar siapa yang berani sama gue!" preman itu marah saat tiba-tiba botol minuman alkoholnya di rebut dan di pecahkan.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang