45. True love

275 28 3
                                    

Annyeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeong..








~Happy Reading~

***


Tidak semua yang kita anggap baik, akan baik selamanya. Dan tidak selamanya pula yang buruk terlihat buruk, Manusia bukan lah tuhan, yang bisa mendengar apa isi hati orang lain.

"Kenapa Om tega ngelakuin ini ke Papa, apa Om lupa bagaimana perjuangan kalian dulu," Vanessa begitu kecewa saat mengetahui, ternyata yang membuat Papanya masuk kedalam penjara adalah sahabatnya sendiri.

"Kalian bukannya bersahabat sudah lama, tapi kenapa Om Satria tega!" Nessa tak habis pikir dengan jalan pikiran dari sahabat Papanya ini.

Dia ingat betul, dulu keduanya begitu berjuang untuk membangun perusahaan tersebut, mereka sering pulang larut malam, hampir setiap hari mereka lebur.

"Om ingat, Papa yang sering bantu Om, di saat Om membutuhkan pertolongan. Apakah ini yang namanya sahabat, kenapa balasan yang Om beri menyakitkan."

"Sahabat tidak bisa menjamin, Om ngelakuin ini karena ada alasannya."

"Apa Om?" tanya Nessa penasaran. "Apa Papa punya salah? Kalau pun ada. Harusnya di selesaikan baik-baik, bukan seperti ini ceritanya!" orang itu tertawa sumbang, ia merasa lucu dengan ucapan dari putri sahabatnya itu, tidak. Lebih tepatnya mantan sahabatnya.

"Tanyakan sendiri pada Papamu. Tanyakan kepada dia apa yang membuat Om menjadi seperti ini!"

"Apapun alasannya. Om nggak berhak menjebak PAPA!!" bentak Vanessa kencang, ia sangat marah.

Nevan yang berada di sampingnya mencoba menenangkan sang gadis, ia mengusap pundak Nessa namun matanya menatap tajam kearah Satria.

"KAMU MASIH KECIL NGGAK AKAN TAU APA-APA!!" bentaknya lebih kencang.

Brak!

Nevan menggebrak meja. "Berani lo bentak Vanessa!" desis Nevan menarik kerah baju tahanan berwarna orange tersebut.

"Kamu pikir saya takut, kamu cuma anak__"

Bugh!

Nevan langsung memberi hadiah sebuah pukulan telak di rahang pria paruh baya tersebut, dia paling tidak suka jika di remehkan oleh orang lain.

Tak peduli pada siapa dia melakukannya, yang terpenting orang itu sudah mendapatkan ganjaran darinya.

Petugas yang melihat pun tak bisa apa-apa, mereka mengenal seorang Nevan seperti apa.

"Ayo kita pergi,"

"Tunggu Van, kita belum mendapatkan alasannya!" tolak gadis itu menepis tangan Nevan.

"Percuma." jeda sejenak Nevan diam menarik tangan Vanessa untuk berdiri. "Percuma bertanya dengan manusia berhati sampah seperti dia!" ujarnya dingin.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang