[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
"Masuk!" bentaknya, mendorong tubuh kecil Nessa agar masuk kedalam mobil miliknya.
"Nggak mau!" Vanessa menolak dan berusaha memberontak.
"Masuk gue bilang!" Wisnu memaksa Nessa masuk, ia segera berlari masuk kedalam mobil saat melihat Nevan sudah ada di dekatnya.
"Sial!" maki Nevan, saat mobil yang membawa Nessa melesat pergi.
Nevan berlari ke mobilnya mengejar Wisnu yang sudah tidak terlihat lagi, mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Tak lagi memperdulikan nyawanya, yang terpenting Vanessa bisa selamat.
Ingat sesuatu ia menekan tombol pada setir mobil, layar persegi kotak di dashboard mobil itu. Menampilkan nama sahabatnya, Nevan tengah menghubungi Jovan.
"Jo, lo sekarang kerumah Wisnu. Ada perempuan yang di sekap disana!"
"Hah! Maksud lo?
Nevan berdecak kesal. "Bacot! Pokoknya lo kesana!" umpat nya, lalu memutuskan telepon sepihak.
Dia sudah begitu emosi dengan Wisnu, ditambah memiliki sahabat yang tidak bisa berpikir cepat, rasanya ingin meledak kepalanya.
Wisnu menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah, ia turun lebih dulu. Membuka pintu penumpang, Wisnu menarik kasar tangan Vanessa.
"Ayo!"
"NGGAK!!" bentak Nessa.
"Gue mau pulang!" Wisnu sudah tidak sabar, menghadapi Vanessa yang terus menolak dan memberontak, ia membopong tubuh mungil itu masuk ke rumah mewah.
"Wisnu lepasin gue!"
"Diam!"
Wisnu menurunkan Vanessa ketika tiba di ruang tamu, di sana ada dua orang tengah duduk di sofa.
"Siapa cewek yang lo bawa?" tanya pria yang duduk di single sofa, dengan tubuh tinggi besar dan ada beberapa tato menghiasi tubuhnya.
"Bang. Boleh izin gue pakai kamarnya?" bukannya menjawab pertanyaan pria itu, Wisnu justru meminta izin.
Pria tersebut berdiri, memasukkan kedua tangannya kedalam saku, mengamati wajah Vanessa sejenak. "Lo mau senang-senang sama cewek baru yang lo bawa kesini?" Wisnu mengangguk.