49. Pemimpin Yang Gagal

236 29 3
                                    

Pembukaan**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembukaan
**






~Happy Reading~

***

"AKH!!" Vanessa berteriak histeris menutup mulutnya, melihat kondisi Dion setibanya di lokasi.

Nevan menarik tubuh Nessa menenggelamkan wajah gadis itu ke pelukannya.

Dia tak ingin Nessa ketakutan seperti itu. Kondisi anggotanya cukup memprihatinkan, luka tusuk di mana-mana.

"Selidiki!" pinta Nevan pada anak buahnya.

"Agak sulit Van. CCTV di daerah sini minim." saut Jovan.

"Ada beberapa saksi yang lihat?" sambung Reno bertanya pada anggota Blackstar.

"Ada bang."

"Kita bicarain ini di markas." kata Nevan begitu tegas.

Membawa tubuh gadisnya yang bergetar pergi dari sana.

Mayat Dion dibawa oleh pihak kepolisian untuk di otopsi, walaupun kasusnya sudah di tangani oleh pihak yang berwajib, Nevan tetap ingin menangkap pelaku dari pembunuhan anggotanya.

Mengambil segelas air, lalu duduk di atas meja tepat di depan Vanessa yang masih bergetar. "Di minum," titahnya.

Gadis itu menerima dan meminum hingga setengah. "Bandel, sudah di bilangin jangan ikut, jadi gini kan." katanya menyentil kening gadisnya.

Alasan Nevan melarang Vanessa ikut adalah, dia tak ingin gadis itu melihat hal yang mengerikan. Kalau dia sudah biasa, tapi bagi Vanessa pasti akan merasa ngeri dan menakutkan.

Yang di mana, banyak luka dan darah di mana-mana.

"Ck. Aku tuh pengin ikut, karena aku cukup akrab sama Dion. Anaknya baik, suka bikin lawakan kalau aku lagi nungguin kamu rapat." raut wajah Nevan berubah datar.

"Sejak kapan mulai dekat sama mereka?" kata mereka yang artinya adalah anggota Blackstar.

"Ih! Mulai. Pasti mikir yang nggak-nggak, aku nggak banyak kenal anak Blackstar, tapi cukup tau. Dan salah satunya Dion, dalam keadaan seperti ini. Nggak usah cemburu." peringat Vanessa.

Nevan mendengus saja, tak ingin berdebat. Hingga mereka hening untuk sesaat. "Kira-kira, siapa yang sudah bunuh Dion?" tanya Nessa setelah saling diam.

Menggeleng pelan. "Siapapun pelakunya. Aku pastikan akan menemukannya!" ujar Nevan datar dengan pandangan lurus kedepan, tangannya terkepal kuat.

Dia tak terima jika anak buahnya di perlakukan seperti ini, apapun keadaannya dia akan mencari pelaku. Dia akan memberi pelajaran, jika perlu nyawa di balas dengan nyawa.

Menoleh menatap teduh gadisnya. "Mau aku anter pulang atau nunggu di sini? Aku masih mau rapat bahas masalah ini." Vanessa melirik jam yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari, jika Nevan mengantarnya pulang.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang