48. Menentukan Hari

253 29 2
                                    

 AnnyeongSelamat malam, yuk bisa yuk tinggalkan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeong
Selamat malam, yuk bisa yuk tinggalkan jejak.


















~Happy Reading~


***

Malam ini Vanessa dan juga Papanya ingin mengunjungi rumah Pak Nugroho Ayah dari Nevan, sekalian membicarakan pernikahan putra putri mereka.

"Kenapa?" Suara dari Pak Malik di balik kemudi, menghamburkan lamunan Vanessa.

Nessa meringis menggeleng sebagai jawaban. Entahlah malam ini, ia jauh lebih gugup bertemu Nevan dan keluarganya, padahal biasanya juga, tidak apa-apa. Bahkan dia sering menginap di rumah cowok itu.

Sesampainya di pelataran rumah mewah Pak Nugroho, Vanessa sudah melihat siapa yang berdiri menyambut kedatangan mereka, namun ia justru tak melihat keberadaan kekasihnya.

"Assalamu'alaikum," salam Pak Malik di susul Vanessa di belakangnya.

"Wa'alaikumsalam," kedua pasang suami istri yang terlihat sangat serasi tersebut menyambut kedatangan calon mantu dan calon besan begitu hangat.

"Bunda," Vanessa meraih tangan Bunda Novi lalu ia cium di susul tangan Ayah Nugroho.

"Masyaallah mantu Bunda, Cantik sekali malam ini." puji Bunda Novi menangkup wajah Vanessa.

Vanessa hanya tersenyum malu, matanya sesekali melirik kearah dalam rumah. "Nevan masih di kamar, tunggu aja. Pasti bentar lagi turun," bisik Bunda Novi yang sangat paham jika Nessa mencari putranya.

Dan benar saja, tidak lama terdengar derap langka besar terdengar dan muncul lah, pria tampan dengan jasa berwarna putih. Sangat serasi dengan gaun Vanessa yang juga berwarna putih, padahal mereka sama sekali tidak janjian.

Beberapa detik keduanya seakan terhipnotis pada pesona keduanya, Nevan berdecak kagum ketika melihat kekasihnya begitu cantik hari ini.

Tersadar dari lamunannya cowok itu mendekati Pak Malik, mencium tangan calon mertuanya begitu sopan.

"Yuk mari Pak Malik masuk," Pak Nugroho mempersilahkan calon besannya masuk.

Nevan mendekati Vanessa, mengandeng tangan mungil gadisnya lalu ikut bergabung dengan keluarganya duduk di ruang tamu.

"Mau ngobrol ke inti atau kita makan malam dulu?" tanya Bunda Novi menatap semua yang ada di hadapannya.

"Terserah anaknya tuh, Yang punya acara kan anaknya bukan Ayahnya," saut Pak Nugroho menunjuk dengan dagunya pada putra satu-satunya itu.

Nevan memutar bola matanya malas. Ayahnya gimana sih, yang kepala keluarga di sini adalah Pak Nugroho, kenapa malah tanya dirinya.

"Terserah Ayah,"

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang