[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••
°Happy Reading°
•••
Vanessa adalah perempuan yang suka terbangun di waktu tengah malam, hanya untuk sekedar ke kamar mandi dan minum.
Begitu pun malam ini, ia terbangun pukul dua dini hari, usai ke kamar mandi Nessa ingin minum. Namun ketika dia sadar sebelum tidur lupa tidak mengambil air, alhasil saat ini gelas yang berada di nakas kosong.
"Haus, tapi takut." gumam Nessa pelan, mengusap tenggorokannya.
Menengok ke arah Nevan yang begitu pulas tertidur, Nessa jadi tidak tega membangunkannya, menghela napas berat. Vanessa harus berani mengambil air minum sendiri di lantai satu.
Keluar dari kamar ia sempat terdiam, suasana rumah begitu sepi. Banyak lampu yang sengaja di matikan. Vanessa merasa ragu kembali, ingin masuk kedalam kamar lagi. Tapi tenggorokannya benar benar kering, ingin segera di aliri air.
Sedikit berlari Vanessa menuruni anak tangga. "Tenang Nessa, cuma ambil air terus balik ke kamar."
"Tenang Nessa, cuma ambil air terus balik ke kamar." kata kata itu terus ia ulang, seolah seperti mantra untuknya yang bisa melindunginya.
Di dapur Nessa membuka kulkas lalu segera menuangkan air ke dalam gelasnya, sudah terisi penuh. Nessa mengembalikan botol kedalam kulkas dan tidak lupa menutup benda kotak besar tersebut, ia ingin kembali ke kamar.
Namun baru beberapa langkah, suara gaduh seperti gedoran menghentikan langkahnya seketika, ia menelan ludah susah paya, bulu halusnya perlahan berdiri. Menengok kebelakang, ternyata tidak ada apa apa.
Dor! Dor! Dor!
Suara pintu itu terdengar lagi dan nyata, asal suara tersebut dari area belakang rumah Wisnu. Vanessa menjadi penasaran, pasti suara tersebut berasal dari rumah yang berada di dekat kolam renang.
Nessa di landa kebingungan, antara menghampiri suara itu dan mencari tau, atau kembali ke kamar.
Akhirnya usai bergelut dengan perasaannya, ia memutuskan ununtuk menghampiri suara itu, Perlahan ia mendekati pintu kebelakang.
Baru lima langkah Vanessa berhenti, sebab suara itu pun berhenti. "Bodo ah. Gue penasaran," gumamnya pada dirinya sendiri.
Mengintip lewat kaca, Nessa melihat tidak ada siapa siapa di luar. Menarik napas terlebih dahulu dan mengumpulkan keberanian, ia mulai menyentuh gagang pintu siap memutar kuncinya.
Sudah tidak terkunci, Nessa mulai memutar handle tersebut, tapi belum sampai terbuka. Suara bariton di belakangnya begitu mengejutkannya.
"Vanessa!" Vanessa tersentak dan hampir terjatuh tersandung kakinya sendiri.