[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Barista macam ini mah mau datang tiap hari ke cafenya. 😂
Selamat sore. Jangan lupa kasih bintang ya😉
-Happy Reading-
Dinginnya malam tak membuat Vanessa beranjak dari duduknya menunggu Nevan yang tak kunjung pulang, Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Gadis itu memang menunggu Nevan di teras rumah, duduk di tangga memeluk lututnya sambil merenung. Hingga usapan lembut membuatnya mendongak memandang teduh Bunda Novi.
"Masuk yuk sayang, kita tunggu Nevan didalam." ujar Bunda Novi lembut.
"Nggak Bunda, Nessa mau disini aja. Nevan bilang bentar lagi pulang." tolak gadis itu.
Ayah Nugroho ikut membujuk Nessa namun gadis itu tetap keras kepala. "Bentar lagi, kalau Nevan nggak pulang-pulang. Baru Nessa masuk Yah," Ayah dan Bunda Nevan hanya mampu menghela napas.
Tak lama dari itu, suara motor sport yang Nessa dengar berhenti dihalaman rumah. Gadis itu berdiri dengan senyumannya.
"Dasar kayak anak kecil, ambekan, pergi nggak pulang-pulang!" semprot sang Bunda ketika Nevan baru saja turun dari motor.
"Udahlah Bunda, biarkan mereka yang menyelesaikan masalahnya, kita jangan ikut campur." kata Pak Nugroho mengusap pundak Bu Novi lalu membawa istrinya itu masuk.
Mereka saling Diam tidak ada yang mulai berbicara, perasaan canggung di benak keduanya tiba-tiba muncul. Hingga Nevan yang lebih dulu membuka suara. "Ehm." Nevan berdeham sejenak. "Kenapa diluar? Udah malam dingin." kata cowok itu sambil menyampirkan jaket kulitnya di tubuh Vanessa.
Nessa diam, dengan detak jantung tidak karuan. Memberanikan diri gadis itu mengangkat wajahnya lalu memandang Nevan dengan jarak cukup dekat. "Aku nggak bisa tenang kalau belum ngomong sama kamu,"
"Kamu salah paham, bukan maksud aku belain dia tapi.." jari telunjuk Nevan menempel dibibir gadis itu.
Membuatnya tidak lagi melanjutkan ucapannya. "Nggak usah di bahas, aku tahu maksud kamu. Tadi aku lagi emosi aja makanya ngomong gitu,"
"Tapi lain kali, jangan halangi aku untuk kasih pelajaran ke siapapun yang sudah ganggu kamu."
"Aku bukan halangi kamu, untuk kasih pelajaran ke mereka. Aku cuma nggak mau kamu kenapa-kenapa Van.
"Aku sayang banget sama kamu Van, selain Papa aku cuma punya kamu." Nevan menarik tubuh Nessa lalu ia dekap.
"Nggak bakal terjadi apa-apa sama aku, kamu jangan terlalu khawatir,"
Nevan melepas pelukannya. "Masuk yuk, diluar dingin, Lagian aku lapar."