[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak. ⚠ Peringatan ⚠ Mengandung kata kasar! •••
***
Kata dokter Nevan kehilangan banyak darah, pihak rumah sakit sampai kewalahan untuk mencari stock darah yang kebetulan sisa beberapa kantong.
Nevan memiliki golongan darah yang sama dengan Bunda Novi, namun entah kenapa saat di periksa kondisi Bunda tak diperbolehkan untuk melakukan transfusi darah.
Dan pada akhirnya dokter mendapatkan donor darah, dari salah satu anggota Blackstar yang memiliki darah sama dengan Nevan, ia bersedia memberikan darahnya untuk ketua mereka, demi menyelamatkan orang nomer satu di Blackstar.
Kondisi yang kritis, mengharuskan Nevan berada di ruang ICU, dokter melarang orang-orang untuk masuk. Sekali pun itu keluarga pasien, tadinya Nessa tak terima dia ingin berada di samping kekasihnya selama Nevan tidak sadar.
"Nessa, yuk kita pulang dulu. Lihat penampilan kamu, kacau. Istirahat di rumah, di sini pun kita nggak boleh masuk." Bunda membujuk Vanessa agar mau pulang.
Beliau tak mungkin membiarkan Nessa tetap di sini dengan keadaan seperti itu, baju yang terlihat kotor bekas darah milik Nevan, sudah sangat mengering. Di tambah wajah pucat dan kondisi lemas.
"Yuk Ness, gue temani lo di rumah Tante Novi." tawar Freya.
Vanessa bergeming, ia tak mengularkan suaranya, gadis itu hanya fokus memandang sayu kearah brankar yang di isi oleh Nevan.
Tangan kiri Nessa terulur menyentuh dinding kaca, membuat gerakan di jari lentiknya, seolah sedang mengusap kepala cowok tersebut, bibirnya bergetar dan perlahan air matanya jatuh kembali.
"Nessa nggak mau pulang, Nessa takut Nevan pergi," gumamnya lirih.
Bunda mendekap mengusap surai kusut Vanessa. "Nevan nggak akan pergi sayang, Nevan pasti sembuh demi kamu dia berjuang. Sekarang kita pulang dulu,"
"Dulu Papa juga bilang gitu, Mama nggak akan ninggalin Nessa. Tapi nyatanya, saat Nessa pulang Mama ninggalin aku." Bunda Novi tak bisa berkata-kata lagi.
Ia pun sama takutnya seperti Vanessa, tapi mau bagaimana lagi. Yang sehat pun juga perlu istirahat, dan ia ingin Nessa istirahat meskipun hanya sebentar.
"Nevan terlalu sayang sama kamu Nak, jadi jangan khawatir. Dia sedang berusaha bertahan demi kamu. Nessa berdoa aja yang terbaik untuk Nevan," tangis gadis itu kian menjadi, dadanya terasa sesak memandang Nevan tak berdaya lemah dengan alat-alat di tubuhnya.
Berbagai cara Bunda Novi lakukan untuk Nessa mau pulang, tidak hanya Bunda tapi Ayah Nevan pun ikut turun tangan, beliau dengan sabar memberi pengertian untuk Vanessa.