[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Up again.. Semoga nggak bosen, karena aku lagi lancar nulis cerita ini. Yang nggak suka, skip aja gak masalah. Yang masih setia tolong bintangnya👍😉
~Happy Reading~
***
Beberapa jam lamanya, Nevan akhirnya sadar. Ia tak menggerakkan tubuhnya, namun matanya mengerjap beberapa kali, menatap lurus ke langit-langit rumah sakit.
Dia sedang termenung, mengingat kejadian yang menimpa sang kekasih, tangan kirinya yang terbebas dari infus terkepal kuat.
Matanya memerah, ada genangan air di pelupuk matanya, hingga kenangannya bersama Vanessa terputar kembali, terlihat begitu jelas di benaknya.
Di sore hari, saat matahari mulai meninggalkan bumi dan berganti dengan hadirnya rembulan, sepasang kekasih tengah duduk. Dengan posisi sang gadis berada di dada bidang si cowok bersandar nyaman di sana.
"Nevan," panggil sang gadis.
"Hmm," jawab santai si cowok, ia sedang memperhatikan apa yang gadisnya bawa, sambil menghirup aroma rambut wangi milik Vanessa.
"Kamu tau nggak ini buku apa?" tanya Vanessa lalu mendongak menatap sang kekasih tampannya.
"Apa?" tanya Nevan balik.
Vanessa tersenyum mencari posisi nyamannya kembali. "Ini buku diary aku, tapi isinya bukan tentang keseharian aku. Tapi daftar keinginan aku sama kamu," jawabnya.
"Memangnya keinginan kamu apa?"
Vanessa mengulum senyum manis, lalu mulai membuka buku diary berwarna pink, dengan gambar hati di depannya.
Halaman depan terlihat foto Vanessa bersama Nevan saat pertama kali mereka bertemu, dan ada tulisan yang menarik hingga Nevan membaca tulisan tersebut.
Saat pertama kali kita bertemu, aku sangat takut. Melihat sifatmu yang seperti preman, Namun rasa takutku memudar, terganti oleh rasa sayang.
Meskipun kita baru bertemu, aku merasa jika kamulah yang bisa membuatku aman dari segala sesuatu. Aku menyayangimu bukan karena memanfaatkanmu. Namun karena kesungguhanmu untuk bisa membuatku tersenyum.
Nevan tersenyum, hatinya menghangatkan saat membaca tulisan tangan Vanessa. "Ih_ Nevan. Jangan di baca yang itu." kata Nessa malu, gadis itu berusaha menutupi tulisan tersebut.
Di lembaran kedua barulah, isi daftar keinginan Vanessa. "Lihat, ada sepuluh daftar keinginan aku nanti." tunjuknya.