[𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺]
📍Awas Baper.📍
! Mengandung kata kasar !
Nevan Phoenix Saguna, memiliki sifat keras, dingin dan juga kejam, Siapapun yang mempunyai masalah dengannya di pastikan tidak akan selamat.
Di depan orang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~•~
***
Setelah mendapatkan laporan dari Vanessa jika di kelas gadis itu ada murid baru, hatinya menjadi tidak tenang. Nevan ingin segera tau siapa anak baru tersebut.
Apakah benar cowok tadi yang tidak sengaja menabraknya.
"Lo tau nggak?"
"Nggak? Kan lo belum ngomong!" Jovan mendengus kesal namun tetap melanjutkan ucapannya.
"Di sekolah kita ada anak baru. Dan katanya dia itu pindahan dari sekolahnya si burung," cerita Jovan. Burung adalah panggilan anak Blackstar kepada ketua geng dari BlackEagle. Karena namanya yang ada unsur burungnya.
Mendengar itu Nevan yang sedari tadi hanya diam, menjadi terusik. Ia tetap pada posisinya namun telinganya sudah di siapkan dengan tajam agar bisa mendengar jelas obrolan dua sahabatnya itu.
"Really..!" heboh Reno.
"Nggak usah lebay!" kesal Jovan lalu menoyor kepala Reno yang membuat si korban toyoran Jovan terkekeh.
"Di kelasnya si princessnya nih sebelah," kodenya pada Nevan.
"What!" Reno segera menoleh pada cowok yang asyik memakan kacang kulit.
"Lo baik-baik aja Van? Biasanya lo paling gelisah kalau ada anak baru, kok ini tenang aja?" tanya Reno lalu mendekat kearah telinga Nevan.
"Awas ntar Nessa di embat!" kompor Reno sukses membuat Nevan menatapnya tajam.
Brak!
Nevan menggebrak meja lalu berdiri dari duduknya meninggalkan Jovan dan Reno yang tertawa puas karena berhasil membuatnya kesal.
Nevan keluar dari ruangan Blackstar, ia bersandar pada dinding untuk mengatur napasnya agar tidak terpancing dengan omongan dari sahabat kurang ajarnya itu.
"Nevan? Kok kamu diluar?" suara lembut itu membuatnya membuka mata, terlihat gadis cantik yang sedari tadi ia tunggu kini ada di depannya.
Nevan membuang napas dengan kasar, lalu menarik Nessa untuk pergi dari tempat itu. Vanessa diam menurut, dia sudah hapal jika Nevan seperti ini. Tandanya cowok itu sedang tidak baik-baik saja.
"Apa yang buat kamu kesal?" tanya Nessa.
Saat ini mereka ada di taman sekolah, jarang sekali ada yang di taman tersebut. Padahal tempatnya cukup nyaman untuk bersantai, walaupun sinar matahari tepat langsung di atas kepala. Maka dari itu Nevan suka membawa gadisnya ke taman untuk menghirup udara segar di bawah pohon jambu.
