57. Uncomfortable!

247 31 0
                                    

Pembukaan

Pembukaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam.. Sebenarnya mau up dari siang. Tapi terlalu fokus nonton GP😂

Seperti biasa jangan lupa vote nya ya














~Happy Reading~

***

Nessa kesal menunggu Nevan yang tak kunjung datang, dia sudah semakin gelisah hanya berdua dengan Wisnu, apalagi cowok itu masih saja sering memandang kearahnya.

Ia berdiri dari duduknya, ingin pergi menyusul Nevan dari pada harus berdua dengan cowok itu. "Gue permisi duluan ya." pamitnya lalu segera berlari menjauhi saung tersebut.

Wisnu tersenyum kecut ketika dia mau mengatakan sesuatu, namun perempuan itu sudah pergi lebih dulu.

Setibanya Vanessa di dekat Nevan, ia memelankan langkah kakinya, Berdiri di sampingnya yang belum menyadari keberadaan dirinya.

"Berapa Mas,"

"Lima puluh ribu Mas," Nevan mengeluarkan uang seratus ribu.

"Kembaliannya Mas,"

Nevan menolak. "Buat Masnya." penjual tersebut begitu senang.

"Terima kasih Mas,  terima kasih." Nevan hanya tersenyum lalu segera membawa kelapanya.

Ketika berbalik badan, Ia tersentak melihat Vanessa berdiri tidak jauh darinya. "Kenapa nyusul?" menyerahkan satu kelapa muda milik Nessa.

"Kamu lama, aku bosen." memanyunkan bibir kesal, Nessa sengaja tidak memberitahu jika dia menghindar dari Wisnu.

"Kita duduk sana aja!" cegah perempuan itu ketika Nevam mengajaknya duduk di saung tadi.

"Kenapa?" bingung Nevan.

"Nggak apa-apa, aku pengin lebih dekat sama pantai." ucapnya yang tak sepenuhnya bohong.

Vanessa memang masih mau dekat dengan pantai, kapan lagi bisa berlibur menikmati indahnya laut.

Nevan menurut saja, cowok itu sudah duduk di samping Nessa, menghadap kearah laut. "Aku sudah mengambil keputusan," Nessa mengerutkan kening.

Menatap Nevan heran. "Soal?" tanyanya.

"Memaafkan dan membiayai pengobatan istrinya," Jawabnya setengah setengah.

Mencerna terlebih dahulu ucapan Nevam, ketika Nessa sudah paham. Perempuan itu tersenyum cerah, lalu ia menggeser duduknya lebih dekat dengan Nevan.

"Aku makin bangga, punya suami kayak kamu." menyedot air kelapa terlebih dahulu lalu berkata. "Muka boleh sangar, tapi hatinya lembut." lanjutnya yang sukses membuat Nevan tertawa pelan.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang