28. Baikan

329 27 0
                                    

~•~

~•~Annyeong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~
Annyeong.. ✋













~Happy Reading~

***

Tiba di depan kamar Nevan, Vanessa terdiam sejenak, meremas tali tas selempangnya, dia begitu tegang, takut jika Nevan masih marah dan tidak mau memaafkannya.

Sebelum membuka pintu, Vanessa menarik napas begitu dalam lalu ia buang secara perlahan.

"Nessa lo pasti bisa!" ujarnya seorang diri menguatkan dirinya dan juga memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Membuka pintu secara perlahan, Vanessa melihat Nevan sedang memejamkan matanya, dengan menaruh tangan kirinya di atas kening.

Mendengar suara pintu terbuka, membuat Nevan mau tidak mau membuka matanya, ketika membuka mata ia di sambut oleh senyum manis yang di perlihatkan oleh sang kekasih.

Namun responnya hanya menghela napas, dan memalingkan wajah menatap lurus kearah jendela.

Hati Nessa terasa sakit, di abaikan begitu saja oleh Nevan. Biasanya cowok itu akan membalasnya dengan senyuman ataupun perkataan lembut, namun kali ini berbeda.

Memberanikan diri, Vanessa menghampiri Nevan lalu duduk di tepi kasur, tangan gadis itu bergegas meraih tangan Nevan dan dia genggam.

"Nevan, maafin aku. Tadi malam kamu salah paham, bukan seperti itu yang aku maksud. Aku__"

"Kenapa tadi malam, kamu bisa di tempat itu?" belum selesai bicara Nevan memotong ucapannya dan langsung mengalihkan pembicaraan.

"Aku, di paksa sama Gilang. Dari pulang sekolah dia langsung datang kerumah, malamnya dia maksa aku untuk ikut sama dia. Aku udah berusaha nolak, tapi dia ngeyel, di tembah. Hellen dan Mamanya ngancem aku," mendengar nada ancaman membuat Nevan menoleh menatap Nessa tajam.

"Dia ngancem apa?"

Vanessa tidak kunjung menjawab, ia justru memainkan jari Nevan yang masih dia genggam. "Ngancem apa Nessa!" ulangnya bernada rendah.

Mencoba bersabar dan tidak emosi Nevan menunggu jawaban Vanessa. "Mamanya Hellen bilang, akan menjual rumah itu kalau aku nggak mau nurutin keinginan mereka," tanpa sadar Nevan mengumpat.

Dia kesal, karena dua wanita gila itu sudah berani mengancam kekasihnya. "Kenapa kamu nggak telpon aku? Malah aku telpon kamu nggak mau angkat."

"Aku udah berusaha nelpon kamu, tapi Gilang ngambil hape aku." jelasnya lagi dan kali ini Nessa berkata begitu tegas, agar Nevan tau jika dirinya memang terpaksa semalam.

Nevan bangun untuk duduk, memandang Nessa intens dan dalam. "Jadi gimana? Kamu maafin aku kan?" Nessa memohon dengan matanya, memberi wajah semelas mungkin.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang