32. Menemukan

278 21 0
                                    




-Happy Reading-

***

"Kak_ anter kita pulang Kak, kita mau pulang!" teriak Rio yang sudah menangis kencang.

"Sst_!" peringat Guntur, menyuruh Rio untuk diam jika adiknya terus menangis yang ada mereka akan dalam bahaya.

Keanu tak bergeming, bahkan cowok itu tak merasa terganggu oleh tangisan kencang dari Rio.

"Lo sebenernya mau apain tuh bocah sih? Pusing gue dengar tangisannya!" kesal Gilang.

"Kalau lo diam aja, mending gue aja yang ngelakuin!" lanjutnya.

Gilang berdiri dengan menggunakan tongkat, berniat mendekati tiga bocah tersebut.

Namun tanpa di duga, Keanu menjegal kaki Gilang hingga cowok itu tersungkur. "Damt it!" umpatnya.

Menatap horor kearah Gilang, tapi ia berdiri melangkah menghampiri ketiga bocah itu. Berlutut di hadapan mereka, mengamati satu-persatu ketiganya.

"Di rumah kalian ada apa? Kenapa kalian minta pulang terus? Di sini enak, main sama Kakak dulu."

"Banyak orang baik di rumah, Ada Abah, ada Kak Nevan, Kak Nessa. Nggak kayak di sini! Kakak Jahat!" teriak lagi Rio sangat kencang di depan wajah Keanu.

Cowok itu tersenyum kecut, mengangguk-angguk dan tidak lama ia tertawa kencang hingga membuat Rio semakin menangis. Guntur berusaha menenangkan dengan cara mengusap punggung adik sekaligus temannya di panti.

"Jadi menurut kalian Kakak jahat?" mereka kompak mengangguk.

"Yang jahat Nevan! Bukan Kakak!" bentaknya sangat kencang, ketiga bocah itu tersentak bahkan mereka mundur satu langkah.

Dengan napas memburu Keanu melirik kearah anggota BlackEagle, menyuruhnya untuk mengikat dan menutup mulut mereka menggunakan lap ban.

Di tempat lain, Blackstar masih berusaha mencari. Nevan yang masih bersama Nessa, terlihat gadis itu lelah. Apalagi hari sudah gelap.

"Kita harus cari kemana lagi?"

"Kamu capek?" Nessa menggeleng, padahal boleh jujur dia sangat lelah.

Namun Vanessa ingin menemukan adik asuhnya. Sungguh dia tidak tenang jika adik-adiknya belum di temukan.

"Kita istirahat dulu sebentar," katanya, mengajak Nessa duduk di sebuah batang pohon besar. Bermodalkan senter di ponsel Nevan dan Nessa mendapatkan tempat untuk beristirahat.

Vanessa mencoba menerawang ke seluruh penjuru hutan itu, meskipun hanya gelap yang dia lihat. Tapi ia berharap bisa menemukan sesuatu.

Matanya menyipit, mencoba memastikan jika apa yang dia lihat tidak salah. Nessa merangkul lengan Nevan. "Van! Lihat." katanya menunjuk ke arah kanan.

Nevan mengikuti arah pandang, ia pun juga menajamkan pengelihatannya, Nessa dan Nevan melihat sebuah sinar.

Meskipun tidak terlalu jelas, tapi mereka sangat yakin jika ada kehidupan di sana.

Mendekati tempat itu, mereka baru sadar jika tempat itu adalah sebuah gubuk, Nevan menuntun Nessa untuk lebih dekat pada tempat itu.

"Kakak kita mau pulang!!" teriak seorang anak laki-laki dari arah dalam.

Nessa mendelik memukul lengan Nevan memberitahu jika suara itu adalah adik-adik asuh mereka. Nevan menaruh telunjuknya di bibir, menyuruh Vanessa agar tidak berisik dan diam saja.

GoodBoy GangstersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang