📚 7. Ikhtiar Untuknya

3.6K 326 16
                                    

Berdoa saja tidak mengubah apa-apa, kecuali disertai dengan ikhtiar.

Suara lantunan surah Ar-Rahman mengisi ruang sepi rumah yang ditingali Rafa berserta Umi dan Abinya itu. Lantunannya berasal dari kamar Rafa tepatnya di lantai dua pada saat waktu sepertiga malam, tepatnya jam dua.

Lantunannya indah menenangkan jiwa
Tarikan napasnya, halus namun tak tergopoh-gopoh juga

Suaranya merdu, bak burung mahal yang tengah berkicau
Ayat demi ayat ia lantunkan pada sepertiga malam ini

Siapa pun yang mendengarnya akan terpesona dibuatnya
Suaranya khas, tiada satu pun yang mampu menandinginya

Ketika sampai pada akhir surah, aku bergeming
Mengapa cepat sekali, jujur aku candu dengan suara merdunya itu

Suasana pada sepertiga malam ini sangat hening, hanya terdengar jarum jam yang bergerak nampak lambat. Rafa masih duduk bersimpuh di sajadahnya, menghayati kehidupannya sejauh ini, yang masih banyak dosa.

Usai membaca surah Ar-Rahman, pikirannya berpindah, yang semula otaknya berisi Umi dan Abinya yang semakin menua, entah kapan Rafa akan membahagiakannya, tiba-tiba saja terlintas tentang gadis yang diboncengnya itu tak lain adalah Fadilah Clarissa.

Rafa terkekeh, mengingat kejadian dua hari yang lalu ketika sang gadis kemarin tak sengaja kontak mata dengannya. Dari kejadian itu, otaknya selaku terlintas dengan sang gadis.

"Astagfirullah, jaga pandangan ...."

Ucapan itu terus saja menghantui pikiran Rafa, entah ini sudah digariskan atau sekedar pemikiran Rafa saja.

"Kak Rafa juga, lukanya jangan lupa dikasih obat, ya?"

Perhatian kecil Dila mampu menghanyutkannya dalam suatu perasaan agak aneh, Rafa berpikir apakah ini cinta? Selama ini Rafa tak pernah membuka hati untuk siapa pun tapi kenapa? kalau sudah urusan Dila, Rafa sangat semangat.

"Ya Allah jika memang gadis itu adalah jawaban doa hambaMu selama ini, maka dekatkan kami dengan cara yang halal."

"Dan, jika gadis tersebut bukan jawaban dari doa hambaMu maka, jauhkanlah kami, jangan pernah libatkan perasaan Rafa dengan sang gadis."

"Jika memang kecondongan hati ini tanda bahwa dia jodoh hamba, maka mudahkanlah urusan hamba dengannya."

Rafa berjalan gontai menuju rak untuk menaruh Al-Qur'an kemudian mengambil ponselnya di nakas. Rafa merebahkan tubuhnya di ranjang empuk itu. Tak lama, pikirannya semakin meracau tak jelas mengenai gadis tadi, nampak raut wajah Rafa kebingungan dengan dirinya sendiri.

"Chat Aida, siapa tahu dia bisa bantu saya," gumamnya sambil membuka room chat kontak Aida.

Aida An-nabiyyan

Assalamualaikum

Rafa sekali-kali beristigfar, sambil menunggu balasan chat dari Aida. Jangan percaya diri dulu kalau Rafa chat Aida untuk menanyakan sang gadis alias Dila, Rafa sangat lekat dengan sikapnya yang besar ego itu.

Ting

Aida An-nabiyyan

Assalamulaikum
02:35

Takdirku Untukmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang