"Rafa serius, jika memang Rafa tak serius dengan gadis itu, untuk apa Rafa memohon Umi pergi ke rumah dia."
Hari minggu telah malam, saatnya Dila dan karyawan lainnya pulang. Dila bekerja menjadi bagian pagi sampai malam bersama Safa dan Yesika karena toko kue Umi Nabilla sedang krisis karyawan. Jadi, begitulah tak ada bagian-bagian pagi, siang, sore dan malam semua diborong oleh Dila, Yesika dan Safa.
"Dil, kita berdua duluannya," ucap Yesika saat keduanya telah masuk di taksi yang sudah mereke pesan, Dila mengangguk pelan kepada mereka
Nampak Umi Nabilla masih di dalm toko berbicara dengan anak semata wayangnya itu yang tak lain adalah Rafa. Pembicaraannya nampak serius, kalian tahu mereka bicara mengenai apa? pastinya soal perasaan Rafa lagi-lagi yang masih bimbang ingin meminang seorang gadis.
"Rafa gak tahu harus mulai dari mana," ujar Rafa disusul dengan elahan napas berat Rafa
"Kamu serius mau meminang dia, Raf?" tanya Umi Nabilla sambil menatap intens kelopak mata Rafa
"Rafa serius, jika memang Rafa tak serius untuk apa memohon Umi pergi ke rumah dia," tegas Rafa lalu tersenyum ke wajah Uminya itu
"Baiklah, semoga barakah. Umi besok akan pergi ke rumahnya, jangan khawatir soal ini. Umi akan segera menyelesaikannya agar Rafa fan gadis itu cepat-cepat halal untuk Rafa," ucap Umi panjang lebar lalu Rafa mengangguk pelan
Senyuman manis tercetak di bibir Rafa yang terkesan tipis itu, jangan lupakan bahwa lesung pipi di bagian kanannya muncul saat ini.
"Jangan senyum-senyum gitu, jadi gemes Umi," ucap Umi tersenyum tipis lalu keduanya keluar dari toko kue
"Umi, jangan gitu dong," ujar Rafa sambil mengunci pintu toko kue ini
Rafa dan Umi Nabilla mendapati Dila yang masih ada di pinggir jalan depan toko kue ini sambil menenggok kanan kirinya, ia tengah menunggu ojek onlinenya yang tak kunjung sampai entah kemana, waktu menunjukkan pukul sembilan pula.
Rafa mengernyitkan dahinya, berpikir apa yang bisa ia bantu untuk Dila sampai sang Umi menepul pundak Rafa pelan, ia segera memalingkan pandangannya dari Dila.
"Ah iya Umi, mau pulang sekarang?" tanya Rafa yang tak direspon oleh Uminya, malahan menatap Dila yang ada di pinggir jalan intens
"Umi?" panggil Rafa ketika sang Umi mendekat ke arah Dila
Umi Nabilla menepuk pundak Dila pelan, Dila membalikkan badannya cepat sedikit kaget akan perilaku Umi barusan. Umi menawarkan Dila untuk pulang bersama, awalnya Dila menolak secara halus. Namun, beberapa detik kemudian Dila menerimanya karena sang Umi akan berbicara penting dengannya.
"Bicara penting, Um?" tanya Dila sedikit gugup
"Sudahlah, mari ikut Umi," titah Umi lalu Dila mengikuti langkahnya menuju mobil dominan berwarna putih itu
"Mobil ini kayak gak asing lagi di mata aku," batin Dila sambil masuk ke dalam mobil tanpa memandang ke arah kursi depan, yang tak disadari Dila bahwa yang duduk di samping Umi adalah Rafa
Fadilah Clarissa POV
Sedikit lega ketika aku memasuki mobil yang semerbak wangi ini, otomatis jika aku sudah masuk ke sini akan terlindung dari bahayanya jalanan malam, Alhamdulillah ada Umi Nabilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Untukmu (END)
Romance📚 Spiritual - Romance "Saya gak gigit kok, gak perlu takut," ucap Rafa di tengah-tengah kesunyian mobil, membuat Aida tercenggang. Dila yang sedang menunduk sambil memegang erat cardigannya sontak menatap ke arah depan, mendapati suara tawa Aida d...