📚 15. Langkah Awal Untuk Halal

3K 301 5
                                    

Hari ini hari rabu, tepat pada hari di mana Dila akan dikhitbah oleh seorang laki-laki yang membuatnya semalaman tak bisa tidur, mungkin kemarin malam Dila terlalu bersemangat untuk hari ini.

"Iya, Dek Kakak sudah pesankan kamu tiket pesawat Bandara Juanda" ujar Dila berbicara dengan Dani di sambungan teleponnya itu sambil mengikat rambutnya

"Baik, Kak sukron yah, ya sudah Dani ke ustadz dulu mau izin pulang siang dan sore ini ucap Dani

"Malam?" tanya Dila sambil mengernyitkan dahinya

"Eh, soalnya nanti malam ada hafalan nadham imrithi, Kak. Dani udah menghafal dari satu minggu kemarin soal nadham itu, juga tes ini gak ada susulannya nanti kalau Dani alfa, nilainya kosong," tutur Dani panjang lebar, membuat Dila tersenyum tipis

"Ya sudah iya, rajin-rajin yah di sana, lusa Kakak akan ke pondok jengguk kamu," ungkap Dila

"Baik, Kak sudah ya? Assalamualaikum."

"Fii amanillah, Dek Waalaikumsalam."

Dani kini telah masuk di sebuah pondok pesantren ternama tepatnya di Malang, Jawa Timur sambil berkuliah. Ia sudah hampir 1 tahun di sana, semenjak lulus SMK.

"Loh? kok belum siap-siap?" tanya Husna yang masuk ke dalam kamar Dila yang sedikit terbuka itu

"Eum, acaranya jam berapa ya, Bunda?" tanya Dila sambil memakai kerudung

"Jam sebelas, sekarang jam sembilan, Dil," ujar Husna yang membuat Dila segera berjalan menuju kardus hitam semalam yang terdapat di atas meja belajar

"Ya sudah, sekarang kamu ganti-ganti dulu ya? Bunda ke bawah dulu, mau cek yang lain," ujar Husna lalu tersenyum kepada Dila

"Baik, Bunda."

--

Dani tengah berjalan menuju arah pengurus pesantren, nampak Ustadz Rohman tengah berada di ambang pintu sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang ternyata itu adalah Erito. Ia masuk ke pondok pesantren ini bersamaan bersama Dani.

"Assalamualaikum," ujar Dani sambil mencium tangan Ustadz Rohman

"Waalaikumsalam," jawab Ustadz Rohman dan Erito bersamaan

"Ustadz saya hendak meminta izin pulang untuk siang dan sore ini," ujar Dani sambil merendahkan pandangannya di hadapan Ustadz Rohman

"Oh iya, silahkan ke dalam temui ro'is untuk meminta surat perizinan," titah Ustadz Rohman lalu Dani menganggukinya pelan

Ro'is : Senior santri atau bisa disebut pengurus pondok pesantren menurut di pondok sekitar rumah saya

Seorang ro'is sedang menulis di atas kertas yang lumayan kecil itu, tak lama kertas itu diberikan kepada Dani segera Dani berpamit menuju asrama untuk bersiap-siap hendak pulang ke Jakarta.

"Perihal apa? kok pulang?" tanya Erito yang kebetulan sekamar dengan Dani, ia tengah membaca sebuah kitab kuning

"Urusan keluarga, tapi entar malam aku pulang kok," ujar Dani sambil membawa tas keluar dari kamar

"Ya sudah, hati-hati. Sampaikan salam aku kepada teman-teman kita dulu jika bertemu," tutur Dani lalu diangguki pelan oleh Dani

Laki-laki itu kini sudah berada dalam pesawat, nampak wajahnya bahagia karena Kakaknya akan dipinang oleh seorang lelaki yang bahkan dia tak mengenalnya. Pandangannya kini tertuju pada luar jendela, nampak awan yang putih menggantung begitu saja.

Takdirku Untukmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang