Rendi pamit untuk pulang, sudah bisa dipastikan bahwa mulai besok ia akan bekerja sebagai tukang kebun di rumah Rafa. Sepeninggal Rendi yang pamit pulang, Rafa pun masuk ke rumah kemudian menuju arah kamar karena tadi Veendy menelpon menanyakan bagaimana keadaan Dila dan Veendy juga ingin berkunjung ke rumah Rafa dan Dila.
Rafa terheran ketika mendapati jejak sepatu dari arah dapur hingga ke lantai atas yang membuat lantai kotor. Ia segera berlari ke dalam kamar kemudian di sana ia tak mendapati istrinya sama sekali. Padahal, ketika berbicara dengan Rendi tadi masih ada Dila yang menyaksikannya dari balkon kamar.
Kekhawatiran Rafa semakin menjadi-jadi ketika terdapat darah yang menempel pada korden berwarna putih bersih itu. Lututnya melemas, seketika ia luruh di lantai sambil mengacak rambutnya frustasi kemudian Rafa bangkit kembali ketika Satpam memanggilnya pada lantai bawah.
"Assalamualaikum, Rafa bagaimana kabarmu?" tanya Veendy ketika Rafa tiba di ruang tamu dengan rambutnya yang acak-acakan itu
Rafa menelan salivanya sebel berbicara dengan Veendy, Ayah kandung sang istri.
"Waalaikumsalam, Pa alhamdulillah baik, kalau Papa bagaimana?" timpal Rafa lalu mempersilahkan Veendy duduk
"Alhamdulillah, putri saya kemana? dia baik-baik saja?" tanya Veendy terdengar mengerikan di telinga Rafa
Rafa menunduk dengan memejamkan matanya, matanya berkaca-kaca seiringan dengan Veendy yang terus saja menanyakan keadaan Dila sambil menepuk pundaknya. Dengan segala kekhawatiran, Rafa pun angkat bicara.
"Putri Papa hilang."
Veendy menatap lekat mata Rafa yang kini sedang berkaca-kaca tersebut, semakin lekat tatapannya semakin membuat Rafa merasa sangat bersalah.
"Bagaimana bisa? kamu tidak menjaga putri saya Rafa?!" tanya Veendy dengan nada keras
"Maaf, Pa Rafa tad--" ucap Rafa terpotong
"--Dila itu putri saya satu satunya, kalau kamu tak bisa menjaga putri saya lebih baik putri saya tidak tinggal bersamamu," tutur Veendy dengan tatapan tajam
"Rafa akan menacari Dila, Dila akan pulang bersama saya, Rafa janji," pungkas Rafa menatap erat mata Veendy yang sedikit mengeluarkan air mata
"Laksanakan janjimu, putri saya kini adalah tanggung jawabmu Rafa!" titah Veendy menepuk pundak Rafa pelan, membuat Rafa semakin yakin bahwa ia akan menemukan Dila sebelum malam tiba
Sebuah bangunan sederhana berlumut hijau berdiri di tengah-tengah kebun kopi tak pernah dirawat berseumber teriakan seorang wanita yang dipukili dengan kayu oleh tiga laki-laki bertubuh besar. Tak lama, seorang wanita mendekat ke arah wanita yang dipukuli tersebut kemudian menyuruh tiga laki-laki suruhannya untuk memberhentikan aktifitas yang membuat seorang wanita mengeluarkan darah yang luar biasa derasnya dari lengan dan kaki.
"Masih mau bertahan dengannya?"
Lampu di dalam ruangan tersebut dihidupkan kemudian nampaklah siapa dalang penyiksaan terhadap Dila.
"Rindi?!" teriak Dila sedikit tak percaya
"Apa? kamu mau minta tolong sama suamimu? Rafa? dia gak akan tahu tempat ini!" tegas Rindi sambil mencakar dahi Dila
"Rindi! jangan keter--"
"--Diam! bawa dia ke gudang jangan lupa kunci rapat-rapat! kemudian lanjutkan aktifitas kalian."
"Baik, bos."
Rafa tengah mengendarai mobil sambil mencoba menghubungi Dila, tetapi nomornya tak aktif membuat Rafa semakin khawatir. Tiba-tiba ada satu percikkan ide mengapa tak mengetahui letak Dila melalui lokasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Untukmu (END)
Romance📚 Spiritual - Romance "Saya gak gigit kok, gak perlu takut," ucap Rafa di tengah-tengah kesunyian mobil, membuat Aida tercenggang. Dila yang sedang menunduk sambil memegang erat cardigannya sontak menatap ke arah depan, mendapati suara tawa Aida d...