📚 16. Satu Hari Sebelum Akad

3.1K 295 13
                                    

Percayalah, takdir adalah kejutan tak terduga dari Allah untuk seorang hamba-Nya.

Hawa dingin menerpa tubuhnya, kobaran korden jendela yang diterjang angin membuatnya terbangun, suasana masih hening tiba-tiba adzan subuh berkumandang dengan merdunya, ia pun terbangun begitu saja sontak pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Usai sholat subuh, Dila duduk di balkon kamarnya sambil meminum satu cangkir coklat panas kesukaannya. Aida sudah berangkat sedari habis subuh ke rumah teman perempuannya untuk mengerjakan tugas kelompok materi kuliah.

Terdengar suara penghuni kos yang cukup ramai, mungkin mereka tengah beraktifitas di pagi yang amat cerah dan hangat ini.

Senyuman Dila tertarik, ketika teringat ucapan Umi Nabilla bahwa akad nikahnya bersama Rafa akan dilaksanakan pada hari Jum'at minggu ini, alangkah bahagianya dia. Umi Nabilla meminta untuk cepat-cepat dilaksankan akan niat baik ini agar tidak mengundang kemudharatan antara Rafa dan Dila.

Umi Nabilla

Assalamualaikum, Umi jemput kamu jam sembilan ya, Fa sekalian fiting gaun untuk hari akad kalian

Waalaikumsalam, baik Umi

Tetap jaga kesehatan ya? jangan lupa untuk sholat

Baik, Umi

Ah iya, Umi lupa. Rafa yang akan menjemput kamu, saya tunggu di butik tempat fiting baju karena saya sudah ada di sana

Baik, Umi

Dila segera berganti gamis, memakai kerudung pasmina yang senada dengan gamisnya. Rencananya, hari ini Dila mau belanja keperluan hari akad seperti kotak makan, makanan ringan juga berat. Namun, fiting gaun juga karena sudah ditetapkan oleh Umi, ya sudahlah Dila menurut saja.

Jam tangan terpasang manis di pergelangan tangan Dila sebelah kiri, nampak jam 09:45. Kali ini Dila berada pada depan gerbang, menunggu jemputan dari sang calon imamnya.

Jangan tanyakan lagi gugup atau tidak, sekarang gugup, mungkin ketika semobil berdua dengannya bisa nervous.

Mobil Rafa telah sampai, nampak Rafa membukakan pintu mobil dari dalam sangat-sangat tidak romantis sudahlah. Eits, jangan lupakan bahwa Rafa itu sangat agamis.

"Assalamualaikum, Kak," sapa Dila sambil naik ke atas mobil lalu Dila menutup pintu itu pelan

"Waalaikumsalam, Fa sudah? tak ada yang ketinggalan?" tanya Rafa sambil menghidupkan mesin mobil

"Tidak, Kak."

Mobil ini sampai di pekarangan butik yang sudah di share lock oleh Umi Nabilla. Butiknya cukup besar dan mewah. Rafa membukakan pintu butik ini untuk Dila mempersilahkannya untuk masuk terlebih dahulu sambil tersenyum tipis ke arah Dila. Jantung mereka berdua berdetak lebih kencang seperti sehabis lari marathon, haha.

"Assalamualaikum," ucap Rafa dan Dila bersamaan lalu mencium tangan Umi Nabilla

"Waalaikumsalam."

"Ini ya, Ukh anak kamu sama calon istrinya?" tanya wanita berniqab itu lalu Umi Nabilla mengangguk pelan disusul dengan Rafa dan Dila mencium tangan wanita berniqab seperti Umi Nabilla itu

Takdirku Untukmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang