📚 23. Insecure

3K 230 45
                                    

Dua tahun kemudian ....

Terik matahari sangat menyengat, bayangan tubuh nampak di tanah begitu jelasnya, suara riuh mahasiswa yang berjalan keluar menuju gedung fakultasnya masing-masing. Wanita ini melihat kanan kirinya, matanya mengamati ribuan mahasiswa yang tengah asyik dengan aktifitasnya masing-masing. Sedangkan wanita ini duduk sendirian di ujung taman kampus sambil memangku kotak makanan berisi sandwich buatan orang spesialnya.

Pikiran Dila masih dihantui dengan celotehan mahasiswa yang berkata-kata tak selayaknya pada Dila, semua itu akibat pernikahannya yang kini sudah menyebar ke seluruh penjuru kampus. Dila dan Rafa pada awal pernikahan memang sepakat untuk 'tak go public tentang pernikahan mereka. Bukan apa-apa, Dila hanya menghindari masa-masa ini, masa celotehan mahasiswa dari berbagai fakultas yang mengidamkan Rafa secara diam-diam.

Selama dua tahun menikah bersama Rafa inilah masa-masa insecure tingkat tinggi untuk Dila. Jiwanya itu tersentak oleh berbagai umpatan, celotehan yang dilontarkan mahasiswa tanpa memikirkan perasaan Dila. Siapa pun yang melakukan bullying kepada Dila pasti memliki wajah yang cantik, tubuhnya molek, bahkan memakai pakaian yang menunjukkan lekukan pada badannya.

Diam, adalah salah satu cara untuk menghadapi berbagai ocehan-ocehan menyakitkan untuk hatinya.

Mas Afa

Mas mau jemput adek atau tidak? kalau tidak adek bisa naik angkutan umum atau ojek online

Maaf, Dek mas sepuluh menit lagi akan ada sidang isbat nikah, maaf ya. Untuk sekarang kamu bisa naik ojol

Baik mas, jangan lupa sholat

Iya, dek kamu juga

Dila meninggalkan pojok taman kampus ketika suaminya mengizinkannya untuk naik ojol. Ibu jarinya bergerak di layar ponsel untuk memesan ojek online yang menjadi langganannya. Dila sangat tak berani untul naik ojol laki-laki, takut saja Rafa yang kini sangat posesif dengan Dila menjadi berprasangka buruk.

"Eh-eh ada wanita sok alim nih? husbandmu gak jemput ya? pasti lagi berduaan sama wanita lain, ululuh kasihan banget," oceh Rindi yang berdiri di samping Dila sesekali menarik tas Dila keras

"Maaf, Rin saya gak mau cari ribut," ujar Dila sambil memasukkan ponselnya ke tas yang sedikit robek karena ditarik oleh Rindi dengan sangat keras membuat Dila tak bisa menahan tubuhnya

"Aduh hay, kamu ini ya mentang-mentang udah pakai cadar sekarang bukan sok alim sih, tapi sok suci, gue itu tahu persis sifat lo yang dulu-dulu," ujar Rindi yang membuat pertahanan hati Dila runtuh, kini air matanya luruh di balik cadarnya

"Rin, tolong hargai saya sebagai muslimah," ungkap Dila lalu Rindi menarik pergelangan Dila erat menuju ke dalam mobil Rindi

Dila memberontak keras, sekali-kali menginjak sepatu berhak tinggi milik Rindi dan membuatnya jatuh tersungkur di tanah. Selepas itu Dila berlari menuju arah gerbang yang di sana banyak mahasiswa.

"Awas aja ya! pokoknya gue gak akan bikin lo bahagia sebelum lo pisah ranjang sama Rafa!" ancam Rindi yang masih tersungkur di tanah sambil menutupi rok ketatnya yang robek dengan tas

Napas Dila tersenggal-senggal ketika tiba di arah gerbang sambil memegang dadanya itu. Matanya melihat ke arah jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul satu duapuluh lima. Dila menelan salivanya susah payah ketika ada seseorang yang ia kenal berada di ujung jalan sambil menggendong gadis kecil kisaran umur empat tahun yang sedang mencomot es krim dengan nikmatnya.

Takdirku Untukmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang