Rumaisha menyipitkan matanya, ketika anak kecil jenis kelamin laki-laki yang berusaha memanjat gerbang, tak sama sekali menghiraukan pertanyaan yang kerap ia lontarkan di balkon. Sampai di mana Rumaisha merasakan geram, barulah ia turun ke lantai dasar dengan mengendap-endap layaknya seorang maling. Bukan apa-apa, ia hanya tak mau terciduk oleh pak penjaga malam rumah senja karena keluar dari batasan malam yaitu pukul sepuluh.
Lampu lantai dasar sudah dimatikan, barulah Rumaisha merasa aman, ia segera berjalan cepat menuju arah pintu. Ia lupa tak menutup pintu kembali, alhasil pintu tertutup dengan sekeras-kerasnya akibat terpaan angin.
Bulu kuduk Rumaisha berdiri, mengira bahwa yang menutup pintu adalah pak penjaga rumah senja. Ia menoleh sambil bergemetar, ketika mata Rumaisha tak mendapati pak penjaga di depan pintu, ia merasa lega.
Ketika melihat ke arah depan, Rumaisha tak lagi mendapati sosok anak kecil laki-laki tadi yang berusaha memanjat gerbang. Kali ini kondisi gerbang sudah terbuka mengangga begitu saja. Rumaisha menelan salivanya perlahan, seiringan dengan pikiran negatif mulai muncul di pikirannya.
Rumaisha mengira, apakah anak tadi sosok hantu? Hilang begitu saja ketika ia menoleh ke belakang. Ditambah dengan menutupnya pintu secara tiba-tiba. Malam ini, Rumaisha sedikit merasa bahwa ia masuk dalam perangkap makhluk halus. Tapi sekali-kali tidak! Jangan katakan itu. Ah, ini masih misterius.
Hawa dingin kini menerpa tubuh Rumaisha seiringan dengan angin sepoi-sepoi malam, suara jangkrik kian bersahutan, menambah aura mistis bagi benak Rumaisha. Ia terpaku di teras rumah senja, meremas jari jemarinya yang kini kian mendingin. Pikiran penasarannya tak hilang begitu saja dengan adanya hawa dingin ini, ia masih belum mengetahui sosok anak tadi.
Tanpa berpikir panjang, Rumaisha memutuskan untuk keluar dari gerbang rumah senja. Mencari siapa sosok sebenarnya yang memanjat gerbang tadi. Dengan segala tekad, ia menerobos begitu saja rasa takutnya yang kian lama jika dibiarkan makin menjadi.
Rumaisha tidak menyadari, tindakan keluar rumah senja tapi seizin pengurus adalah salah besar. Ia melanggar peraturan rumah senja demi mencari sosok laki-laki kecil tadi yang kian misterius di benak Rumaisha.
Terus saja berjalan dengan langkah yang yakin, sembari mengingat-ingat ciri-ciri sosok anak tadi. Tak lama setelah berpikir perihal ciri-ciri sosok anak tadi, ia menghentikan langkahnya ketika ciri-ciri sosok anak tadi berasa sudah lama ia kenal.
Kaki Rumaisha tepat berhenti di pertigaan yang tak jauh dari rumah senja, ia masih mematung dengan segala pertanyaan.
"Ah, Rumaisha! Mana mungkin! Tidak, dia masih terlalu kecil untuk pergi dari rumah senja, jangan biarkan kejadian Lutfi tiga tahun yang lalu terulang lagi." Rumaisha memilin ujung kerudungnya kemudian duduk berselonjor di trotoar
"Muhammad Zakariyah, mana mungkin? Dia pergi, dia masih terlalu kecil, Ya Allah ... jangan biarkan Zaka pergi," ujar Rumaisha diakhiri dengan melempar kerikil kecil ke aspal di hadapannya
Rumaisha bangkit dari duduknya dengan terkejut, ketika mendapati laki-laki yang selama tiga tahun ini tak pernah sama sekali berbincang atau pun saling menyapa, kini ia tengah berjalan menuju letak di mana Rumaisha berdiri.
Dia adalah Adam, dengan segala kegagahan dan ketampanan yang mampu membuat siapa pun remaja putri menganguminya secara diam-diam. Tapi, lain lagi dengan Rumaisha. Ia sama sekali tak tertarik dengannya. Apalagi, kini umur Rumaisha yang masih dianggap 'anak baru gede'. Rumaisha tak sembarang menaruh perasaan. Ingat itu!.
Jarak satu meter dengan Rumaisha, Adam menghentikan langkahnya. Mereka masih terdiam, enggan untuk memulai bicara. Hal ini sudah lama terjadi, sejak Adam yang membentak Rumaisha agak menjaga jarak di antara mereka sejak tiga tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Untukmu (END)
Romance📚 Spiritual - Romance "Saya gak gigit kok, gak perlu takut," ucap Rafa di tengah-tengah kesunyian mobil, membuat Aida tercenggang. Dila yang sedang menunduk sambil memegang erat cardigannya sontak menatap ke arah depan, mendapati suara tawa Aida d...