Suasana hati Felix begitu cerah dari tengah hari sampai menjelang malam. Pria itu terus-menerus senyum-senyum tidak jelas bahkan Rennox dan Okien dibuat bingung sepanjang hari.
Dia mengatakan aku miliknya. Istriku memang sangat keren! Ya dari tadi pikiran Felix berisikan segala pujian pada istrinya sendiri. Namun, dia tetap merasakan hal ganjal dari percakapan siang tadi.
Felix mengusap dagunya sembari berpikir lagi, Apa maksudnya dunia novel? Happy ending? Kenapa aku harus dijodohkan dengan si gadis kurang ajar itu? Percakapan mereka tadi aku tidak paham. Aku harus menanyakan ini kepada Catterina nanti.
Pria itu kembali bekerja dengan memamerkan senyuman cerahnya kembali begitu mengingat kata 'Pria itu milikku!' yang terus terngiang-ngiang. Sementara kedua bawahannya menatapnya penuh kebingungan. Sepertinya bucin akut Felix sudah mencapai level tertinggi.
"Baginda kita kenapa?" tanya Rennox berbisik kepada Okien.
"Kau tanya ke aku, aku harus tanya ke siapa?" balas Okien sembari mengedikkan bahunya. Seolah bisa bertelepati, mereka berdua serentak langsung memandang ke arah Joseph yang sedang meneliti laporan masuk dengan kacamata bertengger di pangkal hidungnya.
Dengan langkah perlahan mereka berdua mendekati pria tua itu. Masing-masing berdiri di satu sisi.
"Ada apa kalian berdua?" tanya Joseph tanpa menatap kedua manusia kepo itu.
"Kami penasaran dan ingin bertanya. Ada apa dengan Baginda kita hari ini?" Okien bertanya dengan suara kecil nyaris berbisik.
"Eum! Kami belum pernah lihat Baginda tersenyum begitu lebar secara berulang-ulang," timpal Rennox antusias.
Joseph menghela nafasnya sembari melepas kacamata lalu dia menatap kedua manusia kepo itu bergantian. "Kalian ingin tahu?"
Mereka berdua mengangguk bersemangat.
"Kalau begitu jawabannya hanya satu."
"Apa itu?"
"Menikahlah!" Setelah mengucapkan itu, Joseph kembali fokus pada urusannya membiarkan Rennox dan Okien melongo karena mendapatkan jawaban yang menohok. Karena mereka berdua masih lajang.
~~~
Catterina merasa segar sehabis berendam selama 20 menit tadi. Gaun tidur selutut dengan bahan satin membalut tubuh mungilnya. Sambil bersenandung ria dia memasuki kamarnya tanpa waspada.
Ceklek~ Dia memutar kenop pintu dengan santai. Masih dengan bersenandung dia berjalan ke kasurnya. Dia tidak tahu kalau sedari tadi suaminya tengah menunggunya di belakang pintu.
Tiba-tiba sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang begitu erat. "Kyaa!" pekiknya terkejut sembari menutup mulutnya.
"Kau wangi sekali," ujar Felix mencium aroma bunga mawar yang menyeruak keluar dari kulit istrinya.
"Itu karena aku baru saja selesai mandi," balas Catterina dengan menoleh ke samping.
"Oh ya, aku mempunyai pertanyaan. Mungkin ini sedikit sensitif," lontar Felix ragu-ragu.
"Tanyakan saja."
Felix mengangkat Catterina lalu pria itu mendudukkan dirinya di tepi kasur dan Catterina di atas pangkuannya. Masih dengan tangan yang memeluk mesra.
"Tadi siang aku tidak sengaja menguping pembicaraanmu dengan Countess Untary. Ini tentang dunia novel dan dunia nyata yang kalian bicarakan. Apa artinya itu? Aku tidak paham," tanya Felix sembari meletakkan dagunya di pundak Catterina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...