Bab 33 - Terungkap!

35.2K 5.6K 639
                                    

Tak berselang lama, orang yang ditunggu Catterina telah datang. Pria itu bermain dengan akrab bersama anak-anak panti lainnya seolah-olah dia memang ayah dari para anak-anak tersebut.

"Yang Mulia Pangeran, terima kasih Anda sudah menyempatkan diri datang kemari," ucap pemilik panti.

"Hahaha, ini sudah menjadi rutinitasku. Jangan sungkan," sahutnya dengan tersenyum lebar.

"Oya, Pangeran. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda."

"Siapa itu?" Pria itu menaikkan satu alisnya, penasaran.

"Yang Mulia Ratu, ingin bertemu dengan Anda dan beliau sedang menunggu kedatangan Anda di taman."

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Antar aku kepadanya," katanya dengan seringai kecil menawan terpampang di wajahnya.

Di taman, Catterina sedang duduk di gazebo sembari meneguk cokelat hangat yang dihidangkan padanya. Memang ini sedang musim dingin, tapi salju belum turun dan angin belum bertiup jadi dia masih bisa tahan dengan cuaca ini sebentar.

"Yang Mulia Ratu, Pangeran Alex datang menghadap Anda," sahut pemilik panti yang mengantar Pangeran Alex ke hadapan Catterina.

"Saya Pangeran Alexander Olainte De Caldwell, menghadap Yang Mulia Ratu. Semoga Dewi Gaea selalu menyertai," salam pria paruh baya itu dengan hormat.

Catterina meletakkan cangkir cokelat panasnya dengan anggun, lalu menatap pria itu dengan tersenyum lebar. Dia bangkit berdiri dari duduknya dan menghampiri Pangeran Alex.

"Kita belum pernah bertemu sebelumnya, Pangeran. Biarkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Catterina Aresty De Caldwell, Ratu negeri ini," sapa Catterina dengan lembut.

"Saya merasa terhormat bisa bertemu dengan Anda, Ratu. Saya terlalu sibuk dan tidak sempat bertemu dengan Anda. Bahkan penobatan kenaikan tahta keponakan saya saja tidak bisa saya hadiri karena sedang berada di luar kota saat itu. Hahaha, tolong maafkan saya," tuturnya dengan nada yang lembut juga.

Benar-benar jago akting. Pikir Catterina yang masih memasang senyum lebar di wajahnya. Ya itu hanya sebuah senyum palsu.

"Ah begitu. Saya bisa memakluminya, Pangeran. Tidak apa-apa."

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Ratu."

"Oya, ngomong-ngomong saya mendengar dari pemilik panti kalau Anda rutin sekali berkunjung ke panti ini dan memberikan bantuan serta tidak lupa memperbaiki pemanas di setiap sudut panti. Anda sangat rendah hati, Pangeran. Saya takjub," puji Catterina sembari berjalan-jalan di area taman dengan diikuti Pangeran Alex di sebelahnya.

"Iya itu benar. Hahaha. Saya jadi malu mendengar pujian dari Anda," timpalnya, "Bagaimana kabar ayah Anda, Duke Venelst? Saya sudah lama tidak bertemu dengannya."

Catterina menghentikan langkahnya dan menghadap Pangeran Alex. "Pangeran ternyata akrab dengan ayah saya?" tanya Catterina terkejut. Dia tidak tahu hal ini.

"Iya, benar. Kami teman satu akademi dulu. Itu masa lalu yang menyenangkan. Sekarang saya susah bertemu dengan orang-orang terdekat saya karena saya cukup sibuk," ucapnya dengan nada dramatis.

Catterina hanya merespon dengan mulut berbentuk huruf 'O'. Lalu keadaan menjadi hening sesaat, tidak ada percakapan yang terjadi.

"Sepertinya saya sudah menyita waktu Anda begitu lama, Pangeran. Kebetulan urusan saya di sini sudah selesai. Mari kita bertemu di istana lain kali sambil minum teh," pamit Catterina dengan tersenyum manis lalu berlalu pergi dari hadapan Pangeran Alex.

"Baik, Yang Mulia Ratu. Sampai jumpa."

Wanita yang ramah, persis seperti Madeline. Pikir Pangeran Alex sambil memandang area taman yang kosong dengan sendu.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang