Bab 13 - Kekacauan di Pasar (2)

40.5K 6.5K 231
                                    

"Hei! Hentikan!" teriak Catterina spontan saat melihat salah satu dari mereka berniat menendang area pribadi bocah lelaki itu.

Bung, itu salah satu area sensitif dimana nyawa menjadi taruhannya! Dia tidak suka melihat kekerasan pada yang lemah apalagi sampai melibatkan status begini.

Catterina melangkah maju dengan muka datarnya. Dia ingin sekali menampar wajah gadis bangsawan itu yang sudah berani menyiksa rakyat jelata yang lemah.

"Oho~ Siapa kau?" tanya gadis itu dengan nada yang angkuh.

"Aku... Ah, tidak peduli siapa aku. Lepaskan bocah itu." Raut wajah Catterina tampak serius dan garang.

Gadis itu tertawa cekikikan, "Kau keluarga bocah ini?" Pandangan matanya yang meremehkan terlihat jelas.

Catterina melirik bocah laki-laki bersurai merah muda itu yang sudah terkapar tak berdaya terlihat kesakitan sambil memegangi perutnya. Wajah dan tangannya memar akibat dipukuli terus menerus dari tadi. Bajunya compang-camping, begitu lusuh. Aroma kurang sedap sedikit tercium darinya.

"Iya. Aku keluarga bocah ini. Katakan apa kesalahannya sampai membuat nona marah dan memukulinya?" tanya Catterina tanpa pikir panjang. Dia tanpa merasa jijik membantu bocah itu bangun dan menepuk pelan debu yang menempel pada bajunya.

"Huh... Dia telah mengotori gaunku. Lihat ini! Gaun ini sangat mahal dan merupakan rancangan designer terkenal sekarang sudah menjadi kotor!" Gadis itu menunjukkan sebelah kanan gaun berwarna ungunya yang kotor. Catterina bisa melihat ada bekas noda selai cokelat segaris.

"Anda kan bisa membeli gaun baru atau mencucinya begitu sampai di rumah. Kenapa harus memukuli seorang anak kecil dengan sadis? Anda sangat tidak manusiawi, nona. Kucing betina saja tidak akan menyakiti anak kucing lain." Balas Catterina dengan sorot mata tajamnya.

Gadis bangsawan itu menggertakkan giginya, "Kau siapa?! Beraninya menceramahiku! Aku adalah Putri Marquess Devano yang terhormat, Kristine Angela Devano! Akan kubuat kau menyesal sudah ikut campur dalam urusanku." Ujar gadis bangsawan itu yang sudah amat sangat kesal. Darah mendesir merangkak naik di wajahnya, bisa dilihat wajahnya berubah menjadi merah seperti direbus.

Mendengar perkenalan sombong dari gadis itu membuat Catterina menyunggingkan seringainya. Seringai yang membuat Kristine makin mendidih karena dianggap remeh.

Dia bersiap menampar Catterina yang sayangnya tidak akan terjadi karena tangannya dicegat terlebih dulu oleh Catterina sendiri. Refleks Catterina terbilang bagus karena sudah terlatih selama ini.

"Nona, justru Anda yang akan menyesal sudah melakukan ini." Balas Catterina masih dengan seringai sinisnya. Wajahnya bak antagonis.

Saat itu, Catterina menangkap sesuatu yang tidak asing melalui sudut matanya, pakaian khas yang dia liat setiap hari dan menemukan ksatria kediamannya sedang bercelingak-celinguk melihat sekeliling seperti mencari sesuatu lebih tepatnya mencari dirinya dan jangan lupakan ada sosok Herwin juga berada disana.

Cepat sekali mereka membawa para ksatria hanya untuk mencariku seorang ini? Pikir Catterina.

Catterina menghela nafasnya pelan, lalu dia menghempaskan tangan Kristine dengan kasar sampai pemilik tangan itu meringis.

"Akh!"

"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan gadis itu.

"Jangan lebay deh, aku tidak mencengkeramnya dengan kuat. Lagipula itu bahkan tidak sesakit pukulan yang kalian berikan pada anak laki-laki ini." Ucapku jengah melihat reaksi dramatis itu.

"Kau! Seorang rakyat jelata beraninya bersikap kurang ajar pada bangsawan terhormat! Kau harus dihukum!" teriak pelayan Kristine dengan penuh emosi, syukurlah mereka berada diujung gang sehingga tidak menarik perhatian yang tidak perlu.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang