Saat ini aku terjebak di antara dua pria dengan hawa gelap dan hawa suci bercampur di dalam rumah kaca tempat aku melepas penat beberapa menit yang lalu. Niatku tadi melepas stres tapi malah bertambah stres.
Di sisi kananku terdapat si surai hitam dengan mata ruby yang dingin dan di sisi kiriku terdapat si surai perak dengan mata amethyst yang misterius. Sementara aku berdiri di tengah-tengah mereka.
Lalu yang lebih parahnya lagi, aku seperti kepergok berselingkuh dengan pria lain yaitu dengan si surai perak. Ya Tuhan, kenapa selalu ada kesalahpahaman di mana pun aku berada sih?
Aura gelap Felix terasa begitu kuat terasa hingga membuatku menelan air liurku gugup. Jujur saja, aku lumayan ketakutan sekarang. Bisa saja kan di depanku ini terjadi pertumpahan darah. Manusia gila melawan penyihir waras, hmm, kira-kira siapa yang akan menang ya?
"Engg.. jadi begini.. Yang Mulia—" ucapku yang ingin menjelaskan kejadian ini namun terhenti karena sinar mata Felix begitu menusuk, dia memandangiku dengan tajam bagaikan silet.
"Salam Yang Mulia Putra Mahkota," sapa Jerome dengan tenang.
Wew, bagaimana kau bisa setenang ini, tuan penyihir? Kau tidak merasakan aura gelap di depanmu? Aku yang mengenal pria ini selama 2 tahun saja sudah membuatku menciut tiap kali berhadapan dengannya.
"Kau Jerome Ivander, Penyihir dari Menara Sihir bukan?" tebak Felix datar.
"Iya, Yang Mulia."
"Lalu apa yang kau lakukan di sini, Jerome Ivander?"
"Dia sedang bantu Tuan Silver, Yang Mulia." Aku membantu menjawab pertanyaan Felix yang ditujukan pada Jerome.
Seketika Felix menoleh padaku dengan alis mengerut, dan saat itu juga aku merasa bahwa aku telah menciptakan kesalahan baru. Ah rasanya aku ingin menghilang saja.
"Kenapa kau yang menjawab, hm?" ujarnya. Dia berjalan mendekatiku perlahan yang membuatku mundur selangkah karena terkejut.
"Ka-ka-karena—" Sial kenapa aku juga tergagap begini?!
"Kau sedang berselingkuh?" bisiknya tepat di telingaku. Aku sontak balas menatapnya dengan tajam.
"Anda sedang menuduh saya? Haa... Dengarkan dulu penjelasan kami berdua baru Anda boleh simpulkan," geramku yang rasanya uap panas siap keluar dari ubun-ubun.
Saat ini aku merasa marah, marah karena dituduh sembarangan. Oh ayolah buat apa aku berselingkuh kalau peranku belum selesai. Asal kau tau, aku ini tipe orang yang SETIA!
"Yang Mulia, Lady Aresty ketakutan jika Anda begitu," sela Jerome yang sekarang sedang menarikku menjauh dari si Felix. Hmm, Jerome, nyawamu banyak ya?
Felix hanya memandangi kami berdua dengan datar tapi rahangnya sudah mengeras. Lady Aresty, huh? batin Felix.
"Jelaskan kenapa kalian berada di sini." Felix melipat tangannya di dada. Meminta penjelasan dari Jerome, lebih tepatnya aku juga.
"Saya sedang membantu tukang kebun memindahkan beberapa pot dan benih tanaman yang baru saja datang, Yang Mulia," jelas Jerome dengan nada yang tenang. Wah gila, kepribadianmu keren, nak.
"Dan kau, Catterina?" Sekarang dia beralih kepadaku dan menyebut nama depanku yang jarang bahkan tidak pernah keluar dari mulutnya.
Catterina? Pikir Jerome yang langsung memandang wanita di sampingnya itu.
"Ya saya sedang berjalan-jalan di rumah kaca seperti biasanya untuk menjernihkan pikiran. Lalu saya tidak tahu kalau Jerome berada di sini juga. Sungguh Yang Mulia, ini tidak direncanakan," terangku dengan menggerakkan kedua tanganku ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...