"Felix, coba ceritakan kenapa kau bisa berada di dunia nyata dengan tubuh orang lain tapi wajah yang sama?" ucapku sembari menyandarkan kepalaku di pundak kekarnya.
Tangan kami bersatu saling menggenggam. Menikmati pemandangan taman kota sejenak setelah selesai melakukan fiting gaun pengantin. Kami benar-benar akan menikah lagi, itu berarti aku menikah dua kali dengan orang yang sama tapi dua dunia yang berbeda. Kok jadi terkesan horror ya?
Nama pria ini tetaplah Felix. Dan nama lengkapnya di dunia ini juga tidak kalah keren seperti di dunia novel. Mau tahu?
Nama lengkapnya adalah Felix Adelard Candra, pewaris dari Candra Grup dan sekarang menjabat sebagai Direktur Utama Candra Grup. Sebuah perusahaan finance yang cukup terkemuka di Indonesia dan memiliki beberapa anak perusahaan lainnya. Oke, bukan mau sombong tapi aku merasa impianku hidup sebagai pengangguran kaya sepertinya memang terwujud deh.
Hebatnya lagi, otak pintarnya itu mudah sekali menangkap dan mempelajari segala hal baru yang ada di dunia modern ini. Sungguh wow, sampai aku merasa ini tidak adil dan iri padanya.
"Ceritanya cukup panjang. Mau mendengarnya?" balas Felix lembut sembari melihat ke arahku.
Aku mengangguk antusias seraya menengadahkan kepala menatapnya. Tentu saja aku penasaran. Apalagi mengingat jabatan dan status dia di dunia ini yang terbilang tidak berbeda jauh dengan dunia novel. Pria ini memang ditakdirkan menjadi seorang pemimpin dari dulu.
"Baiklah, aku akan menceritakan dengan detail. Setelah kematianmu, semuanya berubah. Istana menjadi tempat yang begitu dingin dan suram tanpa ada kehidupan di dalamnya. Seolah-olah itu adalah musim dingin yang abadi."
~~~
Flashback Ending Dunia Novel : Mode On
Author POV
Kala itu butiran salju berjatuhan dengan lembut dari langit menutupi bumi. Seakan-akan langit juga turut bersedih atas kepiluan yang dirasakan oleh pria bermata ruby tersebut.
Masih dengan memeluk tubuh Catterina yang sudah terbujur kaku, dia menatap kosong tanah yang penuh dengan darah yang sudah mengering. Dinginnya salju tidak berefek pada tubuhnya.
Jerome dan Herwin segera menyusul ke halaman utama istana. Herwin langsung menghampiri Rennox yang masih tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah, sedangkan Jerome menghampiri Felix.
Dengan langkah diseret dan pandangan tidak percaya, dia langsung merosot bersimpuh di depan kedua orang tersebut. Bahkan luka yang beberapa saat lalu dia dapatkan tidak begitu menyakitkan daripada melihat wanita yang dia cintai sudah terbujur kaku dengan kulit yang pucat.
"Tidak, ini tidak mungkin. Yang Mulia Ratu masih hidup kan?" tanyanya dengan suara bergetar. Cairan beningnya mengalir keluar seperti arus sungai yang deras.
Felix mengangkat kepalanya dengan mata sembab lalu menunduk lagi tanpa menjawab. Pria berambut hitam ini begitu terpukul. Tidak tahu kata-kata apalagi yang bisa dilontarkan.
"Yang Mulia?" panggil Jerome lagi, dia masih tidak percaya. Penyihir itu menyalahkan dirinya karena tadi menjauh dari Catterina akibat fokus menghabisi para musuh yang tersisa, sehingga sihir pelindungnya tidak berfungsi pada wanita itu.
"Cattie telah pergi... dengan tenang di sana," ucap Felix dengan suara lemah. Suaranya mengandung keputusasaan dan kesedihan.
Seketika Jerome menangis dengan keras. Pria berambut perak itu juga mengalami rasa terpukul yang cukup berat sampai dia terus menepuk dadanya berkali-kali karena sesak. Felix juga kembali terisak dan semakin memeluk tubuh dingin itu dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...