(Silakan baca ulang bab sebelumnya jika sudah lupa).
(Oke, happy reading~)
~
~
~
Paviliun Matahari, Istana Kaisar
Dokter, penyihir, dan pendeta dari seluruh kekaisaran, semuanya telah datang dan pergi selama seminggu ini, berusaha menyembuhkan penyakit misterius yang diderita Kaisar. Namun mereka semua selalu memasang wajah murung dan pasrah begitu keluar dari kamar sang Kaisar.
Gejala yang dialami Kaisar benar-benar sesuai deskripsi dalam novel. Ruam merah muncul di sekujur tubuhnya, seperti orang yang terkena alergi parah. Ruamnya juga bukan berbentuk kecil namun cukup besar membentuk pola di tengahnya seperti papan sasaran.
Kaisar juga mengalami flu parah yang membuatnya terbaring lemah tak bertenaga di atas kasurnya. Flu disertai gatal-gatal, menurutku itu kombinasi penyakit yang cukup menyiksa. Bahkan aku tidak ingin membayangkan diriku berada dalam posisi yang sama.
Walau mengambil referensi dari penyakit lyme di dunia nyata, Alise membuat settingan tambahan lagi yaitu penderitanya akan mengalami gangguan memori jangka panjang maupun jangka pendek. Kuakui kalau Alise cukup tega menyiksa karakter sampingan novelnya.
Penyakit lyme di dunia nyata sebenarnya bisa disembuhkan dengan antibiotik apabila masih pada tahap stadium 1. Sedangkan di dunia ini belum ada yang namanya obat antibiotik, bung!
Kasus penyakit ini termasuk baru dan cukup langka. Nama penyakit ini baru saja dibuat oleh para dokter dengan sebutan penyakit hives. Nama yang cukup aneh menurutku. Tapi suka-suka mereka saja lah mau memberi nama apa.
Aku menatap pilu kepada pria paruh baya yang terbaring dengan mata tertutup dan nafas tersengal-sengal keluar dari mulutnya. Sekadar informasi, penyakit ini tidak menular. Penyakit ini diakibatkan dari gigitan kutu pembawa bakteri dan habitat kutu ini kebanyakan berada di area berumput atau hutan lebat.
Sepertinya Kaisar menghabiskan kegiatan berburunya di padang rumput yang lebat deh. Pikirku mengingat informasi singkat mengenai penyakit Lyme.
Aku menoleh ke arah Felix yang memandang ayahnya yang terbaring lemah di ranjang yang besar dengan beberapa dokter yang sedang mempelajari penyakit yang di derita ayahnya.
Tatapannya begitu rumit sampai aku tidak bisa menerka apa yang sedang dia pikirkan dan rasakan melihat orang terdekatnya sedang berjuang melawan derita. Sorot matanya tampak kosong memantau ayahnya.
Apa yang sedang kau pikirkan sekarang? Bagaimana perasaanmu saat melihat ayahnya terbaring lemah tak berdaya di depanmu? Apa kau jadi teringat kenangan masa kecilmu yang penuh duka? Banyak sekali pertanyaan yang terlintas dalam benakku.
Jujur, aku saja merasa khawatir. Aku tidak suka melihat orang menderita apalagi orang terdekatku. Kaisar sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri selain itu dia juga ayah mertuaku kan, jadi aku benar-benar sungguh cemas sekarang. Tapi pria ini tidak bisa merasakan perasaan itu. Kutukan sialan itu membuatmu tidak bisa merasakan emosi!
Aku melemparkan tatapan iba padanya. Lalu dengan berani, aku menepuk punggungnya pelan yang sontak membuat dia menoleh kepadaku dengan tajam dan dingin. Tatapannya seperti mengatakan 'Apa yang sedang kau lakukan?'
Seketika aku menghentikan tepukan pada punggungnya, menarik tanganku dan berdiri diam lagi memandang ke depan.
Felix berengsek, aku sedang menghiburmu tau! Ingin sekali aku mengatakan itu tapi kurasa hawanya pasti akan tambah gelap. Oke, aku diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...