Felix POV
Saat ini aku sedang mengerjakan berkas-berkas yang menumpuk di mejaku. Tiap kali aku menyelesaikan satu berkas, pasti akan datang berkas baru lainnya. Aku menghela nafasku tiap menggores indah di atas lembaran kertas.
"Baginda, apa Anda mau istirahat sejenak?" Joseph bertanya padaku, ia adalah perdana menteri semasa pemerintahan ayahku dulu. Aku tetap memperkerjakannya karena dia orang yang berbakat.
"Tidak perlu. Nanti malahan akan datang lebih banyak berkas lainnya. Hari ini aku harus menyelesaikan semuanya," jawabku.
Joseph tersenyum lebar menatapku. "Baginda sekarang benar-benar terlihat seperti mendiang ayah Anda," ujarnya tiba-tiba yang membuatku menghentikan kegiatanku dan memandanginya.
"Benarkah?"
"Iya, Baginda."
Aku tersenyum hambar. Benar kata orang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Secara tidak sadar ternyata aku mengikuti perilaku ayahku yang gila kerja.
"Oya, Baginda. Petunjuk soal pria berambut abu-abu yang terlibat dalam perdagangan manusia lalu, hanya ada 1 orang yang memenuhi ciri-ciri itu," timpal Rennox yang berdiri di sampingku.
Aku menoleh padanya, "Jangan bilang itu sepupuku, Andrew Lenate de Winston?" tebakku sambil menyipitkan mata.
Rennox hanya mengangguk sebagai balasan.
"Hah... Dia benar-benar harus segera kubunuh. Bagaimana dengan pria botak yang berada di penjara?"
Rennox menunduk pasrah, "Orang itu telah mati bunuh diri tadi pagi, Baginda."
"Ah, baiklah. Karena kita sudah mendapatkan kandidat tersangka utamanya, maka pria botak itu sudah tidak berguna lagi," kataku yang berlanjut membaca dokumen baru.
Tok, Tok, Tok. Suara pintu ruang kerjaku yang diketok dari luar bersamaan dengan sebuah seruan keras terdengar.
"Yang Mulia Ratu tiba!" seru pengawal yang berada di depan pintu kerja.
Pintu terbuka, menampilkan Catterina dengan muka berseri, sepertinya suasana hatinya sedang bagus. "Salam kepada Baginda Kaisar."
Aku menghentikan kegiatanku dan mendongak, "Ada perlu apa, Ratu?" tanyaku langsung.
"Saya mau memberitahukan kalau besok saya akan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Royin untuk memberikan bantuan. Itu saja yang ingin saya sampaikan, Baginda," jawabnya tersenyum lebar.
Cantik.
"Baiklah. Lakukan sesukamu."
"Terima kasih, Baginda. Kalau begitu saya pamit undur diri dulu."
Tunggu. Hanya berita itu saja yang ingin dia sampaikan? Cukup singkat, kukira dia akan membahas soal lebih lanjut soal kunjungan itu.
Catterina menunduk sebentar lalu keluar dari ruang kerjaku dan aku tentunya melanjutkan pekerjaanku yang tertunda tadi.
"Baginda, apa Anda tidak ingin menemani Ratu?" ucap Joseph tiba-tiba.
"Tidak perlu. Dia bisa sendiri," balasku singkat tanpa melihat Joseph.
Aku memusatkan semua perhatianku pada berkas-berkas menyebalkan ini. Tidak ada habis-habisnya, isi laporannya kebanyakan berisi hal konyol dan sepele.
Joseph menghela nafas berat, "Anda sungguh tidak peka ya, Baginda." Dia menggelengkan kepalanya.
Aku memandangnya dan mengernyit, "Apa maksudmu?"
"Sulit dijelaskan, Baginda."
"Cih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...