Bab 3 - Pertemuan Tak Disengaja

71.8K 10K 445
                                    

Pagi yang cerah dan matahari yang bersinar sangat cocok mengadakan pesta teh bersama putri bangsawan yang sebaya. Pesta teh merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para bangsawan sejak mereka diperkenalkan di pergaulan kelas atas oleh orang tua mereka sendiri.

Umumnya, anak bangsawan yang akan diperkenalkan di pergaulan kelas atas berusia 10-12 tahun. Dan anak bangsawan akan memasuki usia dewasa dan melakukan debut pada umur 18 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk lelaki.

Dan saat ini Catterina sedang terjebak diantara gadis bangsawan yang sedang asyik bergosip ria. Kecil-kecil sudah pandai bergosip apalagi pada saat dewasa nanti?

Kehidupan bangsawan itu memang tidak mudah dijalani. Pesta teh ini dihadiri sebanyak 5 gadis bangsawan termasuk aku didalamnya. Jadwal pesta teh kali ini dilaksanakan di kediaman Count Wismien.

"Nona Venelst, saya dengar nona jatuh sakit selama sebulan. Apakah kesehatan nona sudah membaik sekarang?" tanya gadis berambut merah didepanku ini. Aku mengerutkan keningku, berusaha mengingat namanya, siapa namanya tadi ya?

"Astaga~ Nona Tanopo. Tentu saja Nona Venelst sudah membaik, buktinya saja dia bisa menghadiri pesta teh yang diselenggarakan oleh Nona Wismien. Bukankah begitu, Nona Venelst?" timpal gadis lain dengan rambut berwarna ungu. Kalian bukan berniat menanyakan kesehatanku tetapi ingin menyindir betapa lemahnya imun tubuhku ini?

Kalau Catterina yang asli pasti akan langsung menjambak rambut gadis itu dan berteriak memaki di pesta ini, tapi aku yang dewasa secara mental ini harus sabar menghadapi para bocah kurang ajar itu.

Aku memasang senyuman ramah [yang pasti palsu], "Terima kasih atas kekhawatiran Anda berdua, Nona. Saya baik-baik saja setelah beristirahat yang cukup selama sebulan ini. Karena tubuh saya yang lemah ini, saya memutuskan untuk memperbanyak aktivitas bergerak agar bertambah kuat sedikit. Buktinya sekarang saya ada di hadapan kalian semua bukan?" Jawabku dengan tenang.

Bagaimana? Aku membalas pertanyaan kalian semua, kan? Mereka terdiam tidak menyangka aku sangat anteng bukan bertindak bar-bar seperti yang dirumorkan.

"Ah syukurlah kalau begitu. Saya begitu terhormat karena Nona Venelst mau menerima undangan pesta teh yang saya selenggarakan setelah sembuh." Kata gadis berambut cokelat tua selaku tuan rumah yang bernama Amanda Lalyn Wismien.

Aku hanya membalasnya dengan sebuah senyuman [lagi]. Senyuman palsu yang biasa aku lakukan saat berhadapan dengan orang munafik. Tidak ada orang yang bisa dipercayai disini.

==

3 Jam Kemudian~

Pesta teh telah selesai, dalam perjalanan pulang aku memutuskan untuk mampir ke sebuah toko cemilan. Aku tidak bisa menikmati cemilan saat di pesta teh tadi karena para gadis yang mengajak berbicara terus menerus tanpa henti. Namanya sih pesta teh, tentu dihidangkan dengan berbagai cemilan enak dan manis tetapi sebenarnya itu adalah tempat untuk ngegibah dan menyindir sesama bangsawan.

Aku terlahir sebagai putri Duke Venelst, keluarga yang berkuasa nomor 2 setelah keluarga kekaisaran pun tidak lepas dari bahan gibahan mereka juga. Memang mulut beralaskan cabe rawit sudah menjadi tradisi disini.

Begitu memasuki toko kue, aroma manis berbagai rasa menyeruak masuk ke indera penciumanku, ini seperti berada di cafe-cafe modern

Ah, aku jadi merindukan donat JCO.

Di dalam etalase, terpampang kue-kue cantik yang terpanggang dengan baik dan menggiurkan.

"Aku mau pesan tiramisu cake dan selusin macaron yang rasanya terdiri dari 3 rasa stoberi, 3 rasa coklat, 3 rasa mint dan 3 rasa blueberry," Ucapku pada pelayan toko. Pelayan tersebut menyiapkan pesananku sembari aku melihat-lihat aneka kue yang terpajang pada etalase.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang