Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]

Bab 15 - Mencari Hadiah

Setelah merayakan perayaan debutante minggu lalu dan pengumuman pertunangan mendadak antara Putra Mahkota dan aku, sekarang aku jadi menerima banyak sekali undangan dari para gadis bangsawan lainnya untuk hadir di pertemuan yang mereka adakan. Huh, mereka pasti ingin membangun koneksi denganku. Tak terasa tiba juga waktunya, waktu memasuki awal dari novel ini.

Aku melihat kedua tanganku, mereka bergetar seolah ini memang reaksi alami tubuh ini mengetahui ending tragisnya. Aku menggenggam erat kedua tanganku. Tidak apa-apa, Cattie. Jangan takut! Kali ini endingnya pasti tidak akan sama. Aku kan sudah menyusun semua rencana dengan matang!

Aku hanya perlu memastikan si tokoh utama pria mengabaikanku dan mempertemukannya dengan tokoh utama wanita secepatnya, itu saja sudah cukup. Dari sekian banyak novel isekai yang kubaca, gadis yang merasuki dunia novel mau itu tokoh figuran atau tokoh antagonis, semuanya berakhir bersama dengan tokoh utama pria.

Aku tidak berencana hidup seperti mereka-mereka dalam banyak cerita novel isekai itu. Felix harus jatuh cinta dengan Lidya secepatnya dan terbebas dari kutukan yang menyakitkan itu. Lalu mereka akan hidup bahagia selamanya dan siapa tahu aku bisa kembali ke duniaku. Yeay, Happy Ending Everyone!

Tok Tok Tok

Ketukan pintu dari luar ruang kerjaku. Menganggu sekali waktu bersantaiku.

"Siapa?"

"Nona, ada kiriman gaun dari designer istana."

Gaun apa? , "Masuklah."

Krieet..

"Permisi nona."

Sebuah manekin dibawah masuk dengan memakai gaun putih yang mengembang, terdapat motif emas di sepanjang gaun tersebut, belahannya tidak terlalu rendah dilengkapi dengan renda dan bordiran bunga di sepanjang bahunya. Elegan dan cantik, designer istana memang tidak mengecewakan.

"Kami membawa gaun ini dari istana Kekaisaran atas perintah Yang Mulia Putra Mahkota Felix. Gaun ini nantinya akan Anda pakai saat acara pernikahan Anda 3 minggu lagi, Nona."

Aku berdiri menghampiri gaun itu, memegangnya dari atas sampai ke bagian perut. Bisa kurasakan tekstur kainnya berkualitas tinggi, bahkan bangsawan tingkat paling atas akan susah mendapatkan kain begini.

"Nona, apakah Anda menyukai gaun ini?" tanya salah satu pelayan yang membawa gaun tersebut, aku tidak pernah melihatnya berarti dia pelayan dari istana.

"Ya, aku menyukainya." Aku tersenyum samar, pernikahan yang tidak pernah kupikirkan di kedua kehidupan ini akan terjadi. Bahkan aku belum pernah berpacaran di kehidupan nyataku! (Walau aku sering menjadi mak comblang bagi teman-teman sekolahku.)

"Katakan padanya, maksudku ke Putra Mahkota bahwa aku sangat berterima kasih atas perhatiannya." Ucapku yang masih menatap gaun pengantin yang elegan itu.