Bab 45 - Berbeda

32.7K 5.2K 1.1K
                                    

Jerome mengakhiri cerita pertemuannya dengan 'Catterina' yang asli di kehidupan sebelumnya. Sedangkan Catterina yang sekarang terdiam tidak bisa berkata apa-apa.

"Jadi maksudmu kau benar-benar mengulang kehidupan kedua kalinya? Terlahir kembali?" ulang Catterina setelah selesai mencerna. Entah kenapa otaknya hari ini bekerja dengan lambat.

Jerome mengangguk, "Iya itu benar, Yang Mulia. Kepribadian Yang Mulia yang dulu dan sekarang terasa berbeda semakin saya mengenal Anda dari hari ke hari," ucap Jerome.

Deg! Kini jantung Cattie memompa dengan cepat. Apakah dia ketahuan karena mempunyai sifat yang bertolak-belakang dengan 'Catterina' yang asli?

"Haha, itu perasaanmu saja." Cattie tertawa kikuk dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Jerome tersenyum misterius dan berkata, "Ya awalnya saya juga memikirkan itu tapi ternyata semakin saya pikirkan semakin tidak masuk akal seperti, 'Kenapa orang yang sama tapi sifatnya bisa berbeda?' Lalu saya juga merasakan sesuatu yang asing dari Anda, Yang Mulia."

Pria itu mencondongkan badannya ke depan, meraih surai emas milik wanita itu lagi. "Saya bertanya-tanya, apa mungkin jiwa Yang Mulia tertukar? Karena saya merasakan adanya aura jiwa yang asing dari Anda. Saya yang sudah mengenal Yang Mulia dari kehidupan sebelumnya merasakan hal mengganjal itu."

Sekarang Cattie benar-benar kesusahan menelan air liurnya sendiri bahkan dia terus menahan nafasnya setiap Jerome membuka mulut. Memang penyihir itu berbeda dari kebanyakan manusia.

"Mu-mungkin itu hanya perasaanmu saja, Jerome," tukas Cattie berusaha tenang. Tidak dipungkiri kalau saat ini dia sudah berkeringat dingin.

"Oh ya? Kalau begitu, saya akan mencoba sesuatu untuk membuktikan kebenaran itu." Jerome turun dari meja. Dia menarik nafas dalam-dalam dan perlahan memejamkan mata. Mulutnya komat-kamit merapal sebuah mantra sihir.

Seketika suasana menjadi hening, kupu-kupu yang sedang terbang indah membeku di udara, hembusan angin tidak terasa sama sekali. Seolah-olah ruang dan waktu terhenti dan tidak ada kehidupan di dalamnya.

Ya, saat ini Jerome merapal mantra penghentian waktu. Pria itu lalu menoleh ke arah Catterina yang tengah berkedip kebingungan. Wanita itu tidak ikut berhenti dengan waktu.

Lagi-lagi Jerome menyunggingkan senyumnya, "Lihat? Yang Mulia tidak ikut membeku seperti kupu-kupu itu. Hanya pemilik jiwa dengan tubuh asli yang akan ikut berhenti bersama waktu. Jika jiwa asing menempati tubuh yang bukan miliknya dia tidak akan berhenti bersama dengan aliran waktu," jelas Jerome.

"Lalu kau? Kenapa kau tidak ikut membeku juga?" tanya Catterina gugup.

"Saya? Oh, itu tidak berlaku pada saya. Karena saya yang mengucapkan dan mengendalikan mantranya," jawab Jerome santai.

Lagi-lagi Catterina dibuat bungkam tidak berkutik. Sedetik kemudian aliran waktu kembali normal, kupu-kupu mulai menari-nari lagi di udara dan hembusan angin sepoi-sepoi kembali terasa di kulitnya.

"Ah, sayang sekali hanya bisa bertahan selama 2 menit," sesal Jerome lalu dia menatap lagi wanita di depannya.

"Itu membuktikan bahwa Yang Mulia bukan jiwa asli penghuni tubuh ini. Katakan, siapa Anda?" sambung Jerome dengan tatapan menyala dan tajam.

Catterina tersentak kaget, saat ini Jerome terlihat sangat menakutkan. Pria yang biasanya selalu tersenyum bila bertemu dengannya sekarang malah memandangnya dengan penuh amarah.

"A-aku..."

Secara tiba-tiba Jerome terbatuk-batuk keras sambil menutup mulutnya, "Uhukk..."

Catterina bangkit berdiri dan menepuk punggung pria itu, "Kau tidak apa-apa?" tanya Catterina khawatir.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang