(Sebelum bertemu dengan Putra Mahkota)
Author POV
Catterina merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dia tahu kalau Putra Mahkota Felix tidak akan pernah mencabut perintahnya. Maka dari itu untuk berjaga-jaga semisalnya hal itu tidak terhindarkan, Catterina memutuskan membuat surat kontrak dengan poin-poin penting yang sudah dia pikirkan dengan matang.
"Felix, manusia es yang keras kepala itu tidak ada yang mengetahui kepribadiannya sebaik aku sang pembaca setia." Catterina beranjak dari kasurnya dan bergegas mengambil kertas dan pen dari laci mejanya.
Dia menjatuhkan dirinya pada kursi empuknya dan fokus untuk menulis syarat-syarat penting yang harus tercantum dalam surat kontrak tersebut.
Dia sedang berpikir dengan keras, sekeras saat disuruh mengerjakan ujian yang soalnya berupa hitungan dan rumus. Emm, semasa kuliah dulu ini kedua kalinya aku berpikir dengan sangat keras.
"Si Felix itu hanya memanfaatkan status dan kekuasaan keluarga Duke Venelst saja. Hubungannya dengan Jessent tidak baik di masa depan karena heroine. Cerita sampingannya seingatku, Duke Venelst meninggal karena sakit setelah Catterina dihukum mati. Jessent meneruskan gelar Duke Venelst dan dia selalu dikirim ke medan perang. Jarang sekali dia terlihat di lingkungan kekaisaran. Yang dimana artinya Jessent tidak akan pernah bisa bertemu dengan heroine apalagi berharap bisa mendapatkan hati wanita itu." Catterina bergumam sendiri sambil mengingat kejadian yang akan terjadi di masa depan.
Tapi apa jika aku mati disini, aku bisa kembali ke dunia nyata? pikir Catterina lagi. "Apa aku coba saja tenggelam seperti terakhir kali?" ide konyol tiba-tiba terlintas dalam benak Catterina. Dia mengingat perkataan temannya, Jika ingin berpergian, kita harus memikirkan risiko terburuk dalam perjalanan untuk bersiap-siap.
Catterina saat ini sedang bergulat dengan batin dan rasionalitasnya "Tapi bagaimana jika aku benaran mati disini dan tidak bisa kembali?" Dia bergidik ngeri memikirkan hal tersebut.
Saat sedang bergulat dengan pikiran dan batinnya sendiri, tahu-tahu isi surat kontrak tersebut sudah selesai dibuat. Dia tidak tahu kalau dia bisa multi-tasking dengan menakjubkan begini.
Isi surat kontrak tersebut seperti ini :
1. Tidak boleh ada kata jatuh cinta masing-masing kedua belah pihak.
2. Masing-masing dari kedua belah pihak bebas berhubungan dengan siapa saja dan tidak boleh ada kecemburuan.
3. Pihak kedua hanya akan menjabat sebagai Ratu dalam kurun waktu 3 tahun saja.
4. Pihak kedua akan melapor pada pihak pertama mengenai urusan dalam negara maupun istana bila dirasa ada yang mencurigakan.
5. Pihak kedua bebas melakukan apa pun asal tidak mengganggu atau merugikan pihak pertama.
6. Untuk menghindari kecurigaan, kedua belah pihak akan berakting sebagai pasangan yang mesra dan harmonis.
7. Setelah selesai menjalankan perannya, pihak kedua dengan bebas keluar istana dan hidup damai tanpa diganggu.
"Aku genius!" seru Catterina girang. Gadis itu membaca lagi syarat yang dia tulis. Perfect! Sudut bibirnya terangkat sekilas namun itu tidak bertahan lama. Dia menenggelamkan kepala mungilnya dengan tumpuan lipatan kedua tangan di atas meja.
Ah, sialan. Dia tidak mempunyai niat menjadi Ratu yang harus mengerjakan ini itu dan menunggu malaikat maut menjemputnya. Dia hanya ingin hidup pengangguran dengan damai dan tentram sampai akhir hayat selain itu dia berharap bisa kembali ke dunianya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END]
Fantasy[SUDAH TERBIT] [TIDAK TERSEDIA DI TOKO BUKU MANA PUN!] [PART LENGKAP!!] (Judul Alternatif di Fizzo : Male Lead, Please Ignore Me!) (Fantasy Series - Reinkarnasi #1) Aku adalah seorang pencinta buku terutama novel fantasi, oh jangan lupa juga penggem...