Bab 14 - Debutante

45.3K 6.7K 566
                                    

Sejak hari dia pulang dari pasar sehabis berkeliaran sendiri tanpa pengawal dan pelayannya, membuat dia dihukum skors selama 3 hari di kamar. Segala kebutuhannya disediakan tanpa perlu dia keluar kamar.

"Ayah, aku mau memilih gaun untuk kupakai saat debut nanti."

"Ayah akan menyuruh Morgany Blair untuk datang. Jadi kau tidak perlu keluar rumah."

Morgany Blair? Perancang terkenal itu mau datang ke rumah hanya untuk melayani seorang nona saja? Batin Catterina.

Catterina mengatakan segala alasan dan omong kosong agar dapat keluar rumah walau hanya sejam saja tetapi selalu ditolak mentah-mentah dengan tegas oleh ayahnya.

Sejam kemudian...

"Ayah, aku mau pergi membeli buku."

"Ayah akan menyuruh pedagang buku untuk datang."

Tiga jam kemudian...

"Ayah, aku mau makan kue di toko xxx."

"Leon, beli kue—ah bukan, rekrut pattisier toko itu sekarang."

Lima jam kemudian...

"Ayah, aku mau latihan pedang."

"Tidak boleh. Latihan pedangmu diundur saja."

"Kenapa begitu?"

"Karena 2 hari lagi kau harus tampil cantik tanpa luka ditanganmu."

"......"

Keesokan harinya...

"Ayah, aku—"

"Tidak boleh."

Apa? Aku bahkan belum menyelesaikan perkataanku. Batin Catterina yang kesal.

"Ayah, dengarkan aku dulu."

"Tetap tidak boleh. Apapun alasanmu, kau tidak diperbolehkan keluar rumah, ingat kau masih dihukum skors diam dalam kamar sampai acara debutmu dilaksanakan." Sahut Duke Venelst dengan tegas seraya membaca koran pagi.

Catterina menghela nafas dalam, emosinya sudah berada di puncak siap diluncurkan. Memang benar segala permintaannya dari yang penting sampai konyol semuanya dipenuhi oleh ayahnya itu. Tapi apa salahnya kalau dia hanya keluar rumah walau sejam saja?

"Huuhh.. Aku benci ayah." Usai mengucapkan itu Catterina berjalan pergi dari hadapan ayahnya dengan muka kecewa. Duke hanya menatap kepergian putrinya itu dengan tatapan sendu.

Duke mendengar keributan di pasar dari laporan Herwin. Putrinya menyamar menjadi rakyat biasa tanpa sepengetahuan dirinya dan terlibat dalam pertengkaran dengan seorang putri Marquees yang sombong. Memang kemenangan diraih putrinya karena watak keras kepala tidak mau mengalah itu sangat mirip dengannya.

Tapi bisa saja dia terluka dibagian lain. Apalagi mendengar bahwa putrinya hampir ditampar oleh pelayan putri Marquees itu membuatnya geram dan ingin memusnahkan kediaman Marquees Devano segera, kalau saja Catterina tidak memohon-mohon dirinya untuk menahan emosi.

Jadi keluarga Marquess hanya mendapatkan sebuah peringatan keras dari Duke.

"Haaa... Cattie." Lirihnya yang sakit kepalanya datang lagi. "Kurasa aku terlalu memanjakannya."

~~~

Kamar Catterina

Catterina POV

Aku... Aku... Aku marah! Sangat marah pada ayah! Kenapa sih tidak boleh keluar rumah sejak hari itu? Tau begitu aku tidak usah menyelinap keluar diam-diam sampai menyamar menjadi rakyat biasa. Tapi kalau tidak begitu juga aku tetap tidak bisa keluar dan menjelajah dengan nyaman. Memang benar gadis bangsawan pergi keluar harus ditemani 2 ksatria dan seorang pelayan.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang