Bab 31.2 - Pesta Penobatan

34.3K 6.1K 534
                                    

Setelah selesai melaksanakan acara penobatan, aku bergegas kembali ke istanaku untuk beristirahat sebentar. Masih ada acara selanjutnya, yaitu sebuah pesta yang akan dilaksanakan malam nanti.

Jujur saja aku capek, sangat capek. Padahal usiaku masih muda begini tapi rasanya aku sudah tua sekali. Tubuh ini benar-benar kurang bertenaga, walau sudah berolahraga teratur tapi tetap saja tidak terlalu mempan.

"Astaga, badanku mau remuk," gumamku sembari memukul pelan punggung belakangku dan kemudian merebahkan diri. Rebahan is the best!

Aku merentangkan kedua tangan dan menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Pikiranku sedang berkelana jauh meninggalkan kepalaku. Ini masih terasa seperti mimpi.

Aku tidak menyangka sudah memasuki perjalanan kedua di dunia novel ini. Sejauh ini alurnya tidak banyak berubah, kecuali karakter Jerome yang agak sedikit membuatku bingung.

Aku mencubit pipiku sendiri, mencoba memastikan kalau aku benar-benar tidak bermimpi di siang bolong.

"Auw~ Ini bukan mimpi...... Wah wah wah wah... Aku sudah menjadi Ratu secara resmi. Ini tidak bisa dipercaya," ucapku berbicara sendiri. Bahkan di kehidupanku sebagai Viona, aku tidak pernah membayangkan akan menjadi Ratu di sebuah negara.

"Ini luar biasa!"

Emily dan Marienne menatap heran pada majikan mereka yang sedang berbicara sendiri. Bagi Emily, ini sudah merupakan kebiasaan dari Catterina, namun bagi Marienne yang belum terbiasa menganggap itu aneh.

"Yang Mulia Ratu, apa Anda baik-baik saja?" tanya Marienne.

Aku menolehkan kepalaku dan mengernyit, "Aku baik-baik saja. Kenapa?" kataku heran.

"Apa Anda ingin berendam air hangat?" sambung Marienne. "Sepertinya Anda kelihatan sedikit kelelahan."

Aku berpikir sejenak, kurasa itu bukan ide yang buruk.

Lagi pula pesta penobatan akan dilaksanakan 5 jam lagi, masih ada waktu untuk beristirahat sejenak. Lumayanlah kalau tidak badanku benar-benar bisa remuk tak berbentuk seperti slime.

"Eum! Aku mau dan... Oh tambahkan wewangian bunga mawar ya," pintaku.

"Baik, Yang Mulia."

Emily dan Marienne segera pergi menyiapkan air bak untuk berendam. Kini aku sendirian di kamar yang luas ini, bayangkan saja luasnya itu kira-kira seluas lapangan sepak bola.

Aku memainkan jari-jari tanganku, menatap cincin yang melingkari indah di jari manisku sembari tersenyum samar. Baiklah, mari kita ikuti alurnya tapi jangan sampai terjebak dalam permainan cinta para tokoh utama. Aku hanya akan membantu pertemuan antara Felix dengan Lidya saat waktunya tiba nanti.

~~~

5 Jam Kemudian~

Ballroom istana begitu luas dan mewah dengan pahatan menawan di langit-langitnya dan pajangan keramik berwarna emas berkilau yang terletak di tiap sudut ruangan tersebut. Banyak sekali bangsawan terpandang datang ke pesta penobatan ini, mereka semua memakai pakaian terbaik dari lemari mereka untuk menunjukkan statusnya.

Pesta telah dimulai, iringan musik jazz klasik yang dimainkan oleh para musisi mengalun dengan merdu memanjakan indra pendengaran. Terlihat beberapa orang sedang berbincang bersama, ada yang menikmati dessert pesta, dan ada yang berdansa.

Tak terkecuali aku dan Felix yang sekarang sedang berdansa menguasai pusat ballroom. Tatapan mata dari para hadirin tertuju pada kami berdua, ya kami menjadi pusat perhatian. Alasannya sederhana, karena kami adalah tokoh utama pada pesta malam ini.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang