Bab 2 - Menyesuaikan Diri

76K 10.3K 862
                                    

Novel populer tahun ini karya Alise Kiaren yang berjudul 'The Winter Emperor and Spring Lady.' Novel romansa klise dengan bumbu fantasi. Bercerita dimana kaisar negeri ini harus hidup dengan kutukan yang diberikan Ratu sebelumnya yaitu ibu tirinya. Sang kaisar menderita kutukan hati beku yang dimana dia tidak bisa mengekspresikan perasaannya dan tidak bisa merasakan perasaan cinta dan kehangatan orang lain.

Mempunyai masalalu yang kelam dan kutukan yang didapat, orang-orang menyebutnya Si Bongkahan Es di Musim Dingin. Satu-satunya orang yang bisa mencairkan hatinya yang membeku itu adalah Lidya Alene Untary, putri dari seorang Count yang sederhana.

Lidya merupakan gadis yang imut dan ceria. Selalu mendekati dan menyemangati Kaisar dalam situasi dan kondisi apapun.

Antagonis dalam cerita itu adalah istri sah kaisar lebih tepatnya istri dari pernikahan politik. Wanita itu begitu mencintai kaisar apa adanya tetapi sayangnya kaisar tidak mencintainya. Ya antagonis itu adalah Catterina Aresty La Venelst, apapun dia lakukan demi mendapatkan hati kaisar walau sangat beresiko dampaknya.

Di pesta ulang tahun Lidya yang ke 24 tahun itu, Catterina harus meregang nyawa karena mencoba membunuh Lidya dengan menggunakan sihir kegelapan. Meregang nyawa atas perintah dari pria yang dicintai, sungguh mengenaskan.

Harus hidup menjadi Ratu yang tidak dicintai Kaisar, dia menjual jiwanya kepada kegelapan dan berusaha membunuh permaisuri tercinta Kaisar. Itulah berbagai cerita singkat mengenai Catterina Aresty La Venelst, sang ratu yang terabaikan. Tahta Ratu yang dia tempati hanya bertahan selama 3 tahun saja.

"Catterina, harusnya kamu melupakan cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu! Ada jutaan manusia di bumi ini bukan hanya dia pria satu-satunya." Gumamku yang saat ini sedang menyusun jalan cerita novel di buku kosong agar aku tidak lupa dengan alurnya.

Tok.. Tok..Tok.. Bunyi ketukan pintu dari luar perpustakaan pribadiku.

"Siapa itu?" tanyaku.

"Ini saya, Jessent." Balas orang dibalik pintu besar itu.

"Oh Jessent, adikku. Masuklah." Ucapku riang dengan cepat menyembunyikan buku yang barusan kutulis. Ya itu adalah buku spoiler yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Aku menulisnya untuk berjaga-jaga apabila aku lupa dengan isi novel ini. Sebenarnya aku ingin marah karena ada yang menganggu kegiatanku tapi kalau itu Jessent, aku bisa memaafkannya.

Jessent masuk dengan membawa segelas jus jeruk. Emm, tahu saja kalau aku sedang haus.

"Kakak, saya membawakan jus jeruk untuk Anda." Ucapnya gemetaran sambil menyodorkan jus itu.

Aku terdiam, apa anak ini masih takut denganku? Bicaranya juga sangat formal dan kaku. Aku mengambil gelas itu dan meminumnya langsung.

Em tidak terlalu manis dan sedikit asam, pas sekali. Saat cairan itu melewati tenggorokan, dahagaku langsung hilang.

"Ehm.. Enak dan segar. Terima kasih ya." ucapku sambil mengelus lembut kepalanya. Bocah itu tersenyum cerah kemudian.

"Oya Jessent, bisa tidak kamu menghilangkan beberapa kata formal jika berbicara denganku?" kataku tiba-tiba yang membuat dia terkejut dengan mata dan mulut berbentuk 'O' tercetak jelas di wajahnya itu. Xixixi, imut sekalii!

"A-apa Anda serius?" tanya Jessent ragu. Pasalnya Catterina yang asli menyuruhnya harus berbicara formal, gadis ini tidak mau Jessent akrab dengannya.

"Tentu saja. Kita kan kakak-adik, tentu saja harus begitu. Kamu tidak mau? Kalau tidak mau yasu—" ucapku yang langsung dipotong olehnya.

"Mau, aku mau!" katanya secepat kilat. Aku tersenyum hangat padanya. Nah, berbaikan dengan Jessent tahap kedua berhasil, yeay!

~~~

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang