HARGAI DENGAN MEMBERI VOTE!!
HAPPY READING!!🔥
Suara deru motor yang di gas hingga habis terdengar jelas mengisi lenggangnya malam ini. Ia terus melaju hingga berhenti di sebuah jalan yang sepi dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi di sekitarnya. Denta melepas helm full face-nya menatap sekeliling yang tampak gelap. Seseorang tiba-tiba menelponnya dengan menggunakan suara palsu dengan mengatakan bahwa ia telah menculik Lanjar. Huh! Peculik bodoh mana yang memberi tahu bahwa ia telah menculik Lanjar tanpa meminta imbalan. Biasanya jika ada yang menculik, setidaknya ia meminta imbalan.
Denta turun, melangkah dengan kaki panjangnya menuju sebuah bangunan tua yang baru terlihat dimatanya. Ketika membuka pintu Denta terbatuk pelan akibat debu yang berhamburan dari dalam. Mata Denta menyempit melihat bayang-bayang seseorang, perlahan ia melangkah mendekat hingga berhenti di samping kepala pria yang sedang tengkurap di lantai Itu.
"Hahhh, De-denta?"Denta mundur satu langkah ketika pria itu mendongak dan memeluk kedua kakinya. Sesaat Denta terdiam menatap wajah Lanjar yang terdapat banyak luka lebam. Pria itu ... dia adalah Lanjar. Denta kira orang itu menipu dan berniat menjebak dengan membawa nama Lanjar di dalamnya, ternyata benar Lanjar berada disini dan telah dihajar oleh orang asing itu.
"Lanjar? Kenapa lo bisa disini?"
Denta membalikkan tubuh Lanjar dan berjongkok di samping kepala pria itu. Ia menatap Lanjar dari atas hingga bawah yang terlihat masih memakai seragam SMA DIRGANTARA.
Lanjar meringis memegang sudut bibirnya. Ia memejamkan mata dengan mulut sedikit terbuka mengeluarkan napas dengan kasar dari sana beberapa kali. Tubuhnya terasa remuk. Setelah ini Lanjar bisa memastikan ia akan pulang dengan berjalan bungkuk seperti kakek-kakek.
Paham perasaan Lanjar Denta diam menatapnya menunggu jawaban dengan sabar.
Setelah hembusan napas panjang Lanjar menatap Denta, "Gue enggak tau," ujarnya. Ia beranjak duduk dengan sedikit kesusahan. Melihat itu Denta berinisiatif membantu. "Pas gue di atas motor habis dari mini market di dekat sekolah, gue ngerasa ada yang nutup muka gue pakai kain hitam. Saat gue bangun, gue udah dalam keadaan kayak gini." Lanjar menghembuskan napas lelah setelah menjelaskan dengan panjang lebar.
Satu alis Denta terangkat, menatap heran Lanjar. Mulutnya sedikit terbuka hendak menanyakan sesuatu, namun suara sesuatu membuat Denta mengurungkan niatnya.
"HAHAHAAA!!"
Suara gelak tawa seseorang terdengar dari belakang Denta, tepatnya dari pintu masuk. Denta menoleh. Ketika Denta menoleh terlihat seorang pria berpakaian serba hitam dengan wajah yang terlihat keriput. Namun ... kening Denta menyerngit melihat badan pria itu yang terlihat masih segar bugar layaknya anak muda sepantaran Denta.
"Ternyata Denta," kata pria itu sambil tersenyum. "Gue kira lo enggak datang."
Denta kembali menyerngit mendengar suara itu terdengar sama saat di telepon. Ia kira suaranya akan berubah, nyatanya tidak. Bahkan bahasanyaa tidak terdengar seperti orang tua, melainkan anak muda.
Baik Denta maupun Lanjar, keduanya menatap pria itu dalam diam serta penasaran. Keheningan yang mereka ciptakan membuat suara sepatu bot hitam yang menyentuh lantai terdengar jelas dan berirama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Random"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...