0.9 | PERTANYAAN SEBUAH RASA

8.5K 491 12
                                    

Kita kasih yang em ...

Kita kasih yang em

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uuuu😚

HARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN MEMBERI VOTE!

HAPPY READING!

_______

"Tidak semua hal kehidupan mudah untuk diceritakan. Semuanya memiliki privasi."

________

"Bunda, Denta duluan ya?"

"Eh, kamu mau kemana?!" Dinar mengeraskan suara ketika melihat Denta langsung melenggang pergi.

"Mau ke basecamp!" sahut Denta sebelum benar-benar meninggalkan restoran tempat mereka bertiga makan tadi.

"Dasar Denta." Dinar menggelengkan kepala. Ia menoleh, menatap Tassa, "Bunda enggak habis pikir sama Denta. Udah nikah, masih aja suka keluyuran bareng temennya yang bujangan."

"Mungkin karena Denta masih remaja Bunda," balas Tassa menatap kepergian Denta. Keningnya berkerut melihat Denta kembali masuk, menghampiri mereka.

Dinar menghela napas, "Padahal Bunda udah peringatin dia jangan terlalu sering main geng-gengan. Bunda takut terjadi apa-apa."

"Iya-iya, Bunda. Iya ...,"

Refleks Dinar menoleh. Terlihat Denta berdiri di samping kursinya. "Ngapain kamu balik lagi? Nggak jadi kumpul sama geng-gengan kamu Itu?"

"Kok geng-gengan? Itu bukan geng-gengan Bunda, tapi kelompok."

"Kelompok yang suka buat onar."

Denta mendengus kesal mendengar itu, "Kita enggak bikin onar, tapi kita membantu pihak yang berwajib untuk membasmi hama masyarakat."

"Heleh, gaya membasmi!" cemooh Dinar jengah seraya memutar bola mata malas. "Itu cuma alasan kamu, aja. Ngapain juga, coba, bantu pihak berwajib? Itu tugas mereka, bukan tugas kamu. Enggak ada untungnya! Mereka di gaji setiap bulan. Lah kalian apa? Dapatnya muka bonyok setiap minggu. Bukannya untung malah buntung!" omel Dinar.

Tassa yang sendari tadi melihat interaksi anak dan ibu itu terkekeh pelan mendengar omelan Dinar.

Menghela napas, Denta berdecak pelan meyadari Tassa yang menertawakannya. Habis sudah image yang ia jaga selama ini akibat Dinar. "Gimana mau Bunda aja. Intinya Denta tetap enggak mau keluar dari geng itu, mereka udah Denta anggap kayak keluarga sendiri."

DENTARA(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang