Haiii ....😭
Gak jadi UP ya kemarin😭😂 Maaf, Aku agak sibuk kemarin. Ada sih waktu santai, tapi cuma sedikit. Ya, taulah, ngetik sama mikir itu juga perlu waktu 'kan?😂
Ini potongan yang kemarin, tapi aku tambah beberapa. Eh, banyak. Sebenarnya part yang kemarin itu lumayan pajang, karena kepotong, ya hilang. Dan ketemu setelah aku cek di riwayat revisi😁😂
Jangan lupa vote dan komentar, ya❤
Happy Reading
_________________________________________________Jalanan kota Jakarta malam ini tampak lebih padat dan macet dari sebelumnya. Hal itu karena terjadi sesuatu di depan sana, apalagi kalau bukan kecelakaan. Hal itu menghambat jalur darat yang dilewati berbagai macam kendaraan.
Napas seorang pemuda memburu. Mungkin karena terkejut, tidak menyangka, panik dan khawatir secara bersamaan. Lalu ia melepas helm-nya dengan kasar. Melemparinya ke sembarang arah. Ia meringis pelan karena merasakan perih pada pelipisnya dan juga nyeri pada siku dan kedua lututnya.
Di antara luka itu, di siku lah yang banyak mengeluarkan darah. Karena panik dan ketakutan, ia dengan gegabahnya melajukan motor di atas rata-rata tanpa melihat jalanan. Alhasil, ia tidak sadar bahwa motornya hendak menabrak anak kecil yang kebetulan ingin menyebrang. Beruntung anak itu tidak ia tabrak atau tersenggol karena ia sempat membelokkan stang motornya hingga menabrak pembatas jalan dan terpental ke tengah jalan.
Karena rohnya yang belum waktunya di cabut oleh malaikat Izrail, ia masih dikaruniai napas hingga saat ini. Padahal jika ia bernasib akan mati, mungkin bisa saja bukan sebuah truk atau kendaraan lainnya akan menabrak dan melindasnya karena terlempar ke tengah jalan.
Akibat kecelakaan itu, pengendara lain berhenti.
Tidak lama beberapa orang berlari dan membantunya untuk berdiri, mengamankannya ke tempat yang lebih aman. Sedangkan yang lainnya, mengamankan motornya dan juga helm yang dilempar tadi. Tidak lama jalan perlahan mulai renggang karena kendaraan lainnya mulai bergerak melaju.
Pemuda itu mengerang pelan ketika merasakan lututnya kesakitan saat ditekuk. Dengan menahan rasa sakit dan ngilu, ia memaksakan diri untuk duduk. Wajahnya terlihat pucat bagai tanpa darah.
"Ma-makasih, Pak," ucapnya terbata.
"Sama-sama, Mas. Mas lain kali hati-hati, jangan ngebut-ngebut kayak tadi, untung Mas-nya masih selamat," ucap seorang wanita paruh baya menghampiri.
"Iya, Mas. Emang kenapa buru-buru? Ada masalah?" tanya pria paruh baya dengan kepalanya yang bersih tanpa ada sehelai rambut, botak.
Sial! Mendengar pentanyaan itu membuatnya teriangat seseorang.
"Se-sebentar, Pak."
Dengan tangan yang bergetar, ia mengeluarkan ponsel dari saku celana. Sesaat ia terdiam melihat kaca benda pipih itu retak. Tersadar, ia langsung mengetikkan sesuatu dan mengirimkannya pada seseorang.
Tandu Wakil Goblok
Gue, minta tlng, susul Acha ke rmh dulu. Gue lg ad hmbtan d jln
14:08
_________________________________________________"Mas, ini minum dulu teh-nya, supaya bisa agak tenang." Seorang wanita paruh baya yang berucap beberapa menit yang lalu datang dengan nampan yang berisikan segelas teh hangat di atasnya.
Denta terdiam menatap ibu-ibu itu yang terlihat perhatian sekali padanya. Sangat jarang ada orang seperti ini, pikirnya. Tidak mau membuat wanita paruh baya itu kecewa, Denta memilih mengambil dan meminumnya. Lagipula, ia juga merasa haus dan butuh sesuatu untuk memulihkan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Sonstiges"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...