Hai ...👋
Maaf ya, up kali ini ngaret hehhe😭
Beneran deh, kemaren itu nyawa aku lagi ga ada di dalam raga aku sendiri😑 Napas tapi ga ada semangat hidup.Dan ... sekarang aku udah balik kok. Bisa Up cepat lagi karena suasana udah kembali. 😎
Jangan lupa vote dan komentar ya ... tenang, Aku double up kok sama End😲 Pasti pada ga sabar kan sampai ending😎
Aku juga, ga sabar HAHAHHAHAHSantai ... pelan-pelan aja
Jangan buru-buru, nanti gagal meresepi😥😂T Y P O B E R T E B A R A N
H A P P Y R E A D I N G
.
.
."
Masih lama?"
"Bentar lagi, Cha." Denta melangkah, menuntun Tassa yang matanya tertutup oleh kain merah dengan memegang kedua bahunya.
Tassa berdecak pelan. Dari rumah hingga saat ini kedua matanya ditutup oleh Denta. Ketika bertanya, jawabannya selalu dan itu sudah belasan kali. "Kamu udah ngomong gitu dua belas kali, Ta."
Terkekeh pelan, Denta menepuk pelan bahu kiri Tassa, "Ini beneran, kok. Bentar lagi."
Bersamaan dengan itu Tassa bisa merasakan Denta menahan bahunya untuk berhenti melangkah. Dua detik kemudian kedua tangan yang bertenggernya di bahunya terlepas.
"Denta?" Panggil Tassa karena setelah itu tidak ada suara Denta ataupun suara kaki yang terdengar. Hanya suara angin yang menenangkan dan kicauan burung yang terdengar. "Ta, kamu nggak tinggalin aku sendiri 'kan?"
Hening.
Tassa mulai gelisah. Ia mengigit bibir bawahnya, "Ka-kamu nggak ada, tutup matanya aku buka, ya?"
"..."
"Sa-satu ... dua ... tiga ...," Perlahan Tassa menurunkan kain itu. Matanya menerjab pelan dan langsung terdiam ketika melihat Denta berdiri di hadapannya dengan bibir tersenyum manis lalu memasangkan sebuah benda bunda yang terbuat dari akar dedaunan dan juga bunga-bunga cantik bermacam warna di atas kepalanya.
(Bunganya ditinggal ya, wkwkkw)
"Cantik ...," gumam Denta pelan menatap Tassa dengan tatapan memuja.
Tassa meraba kepalanya. "Ini ap--"
"Jangan di lepas," tahan Denta. Membuat Tassa mengurungkan niatnya untuk melepas tanaman merambat itu. Lalu Denta melangkah ke samping, menyingkir dari pandangan Tassa. "Coba liat ke depan!" titah Denta, menarik posesif pinggang istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Acak"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...