Nungguin gue, ya? Gue jabanin. Tapi jangan lupaaaa, kasih vote sama komentar buat gue. Kalo enggak, gue nggak yakin bakal lanjut dan ketemu sama kalian"_"
Heyoooo! Kembali lagi bersama saya🔥
Yuk kasih emot💣
Kita absenHappy Reading!!🔥
.
.
.Satu hari sebelum Tassa menghilang
Riuh dan sorakan dari dalam sebuah bangunan yang terbuat dari kayu terdengar semakin keras ketika seorang pemuda melangkah masuk. Lalu ia berhenti di dekat pintu, mengambil benda kecil sepanjang jari kepingin orang dewasa, menyelipkannya pada sudut bibir. Setelah itu ia membakar ujungnya.
Ia mengerang nikmat ketika berhasil mengeluarkan asap dari mulut serta hidungnya. Kepala menoleh ketika sebuah tepukan mendarat pada bahunya.
"Baru datang, Mar?" tanya Baron.
Mario mengangguk. Keningnya mengkerut melihat kunci yang sengaja di putar oleh Baron menggantung pada jarinya. "Mau kemana lo, Ron? Bukannya lo bilang lo nginap disini?"
"Kok pulang?" tanya Mario heran.
Baron berkata sendiri pada Mario tadi sore bahwa ia akan menginap di basecamp malam ini. Pemuda itu berkata bahwa ia rindu menginap karena sudah lama tidak menginap disana dan ingin menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Jam sudah menunjukan pukul 23:41.
"Gue tiba-tiba kangen Ibu, dia udah nungguin gue di rumah. Gue enggak enak kalo bikin ibu nunggu di rumah, kasian sendirian," kata Mario. Ia merogoh saku celana, menyerahkan sebuah kunci pada pemuda itu. "Gue titip panti ya sama lo, takutnya kunci itu hilang nanti anak panti pada enggak bisa main. Gue pulang dulu."
Setelah mengucapkan itu Baron melangkah keluar. Baron membunyikan klakson, tanda bahwa ia pulang.
Mario mengangguk kaku, "Hati-hati!" ucapnya mengeraskan suara yang dibalas dengan mata yang perlahan menyempit karena Baron hanya tersenyum.
Sepeninggalan Baron, Mario termenung di ambang pintu menatap kosong punggung Baron yang kian menjauh. Beberapa kali ia memutar kalimat Baron di otaknya. Ibu? Seingat Mario Baron itu anak yatim piatu. Lalu siapa yang ia panggil Ibu? Ibu asih, pengasuh panti asuhan? Kalau pun Ia, untuk apa Ibu Asih menunggu malam-malam begini di rumah Baron. Bukannya ibu Asih tinggalnya di panti asuhan, bukan di rumah Baron? Ah, atau Baron punya ibu baru? Dan masih banyak lagi pertanyaan dalam otak Mario yang menanyakan sikap Baron yang sedikit janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Casuale"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...