2.0| DIA ISTIMEWA

4.9K 287 10
                                    

Bantu vote dan komentar ya😈 jangan lupa share😘

Maaf UP tidak menentu. So, jangan panik. Aku enggak bakal lama kok, kecuali kalau udah nyaman kalau jari-jari aku free😂

HAPPY READING!

"Aku telah salah karena menilainya tanpa berfikir!"

Tassa menatap dua botol air mineral dingin pemberian Rena yang ada di kedua tangannya dengan terapan heran. Ia mendongak menatap Rena, "Buat apa?"

Rena tersenyum tipis. Lalu gadis itu langsung menyeretnya ke arah lapangan. Tepatnya ke arah lapangan basket tempat tim basket SMA Dirgantara latihan. Dengan terpaksa Tassa menyeret kaki mengikuti langkah Rena.

Sekarang hanya mereka berdua. Kedua temannya yang lain sedang berada di kantin. Karena Rena yang tiba-tiba menyeretnya pergi, Tassa harus meninggalkan Adel dan Naya yang tengah memesan makanan.

"Rennn, kita ngapain kesini?" tanya Tassa sembari menatap para siswa ynag berlari dengan lincah sembari menghentakkan bola pada lantai di tangan kanannya.

Rena menghampit lengan Tassa, "Kita samperin pacar lo lah!"

"Pacar?"

"Iya!" balas Rena lalu mengarahkan telunjuknya kepada seorang pemuda yang memekai baju basket berwarna kuning dengan bendana hitam mengikat kepalanya-- tengah berlari. Ia tampak merebut bola dari lawan dan langsung meloncat ke arah ring.

Mulut Tassa terbuka. Ia menatap pemuda itu tanpa berkedip.

"Denta?" gumam Tassa pelan.

Rena mengangguk dengan semangat, "Iya, itu Denta! Lo harus kasih minum ini buat dia."

Tassa hanya diam. Matanya masih menatap lurus ke arah Denta. Tanpa sengaja mata keduanya bertemu. Dan Tanpa sadar, Tassa menarik kedua ujung bibirnya ke atas hingga membentuk lengkungan indah.

"AWAS!"

Tiba-tiba terdengar teriakkan seseorang dari belakang Denta. Denta sedikit mendongak. Matanya membulat melihat bola basket itu melayang ke atas Tassa.

Merasa panik, tanpa sadar Rena melepaskan tangannya dari Tassa. Ia melangkah, menjauh, "TASSA, AWAS!" teriaknya.

Tassa mendongak. Tubuh ya menegang melihat bola itu melayang ke arahnya. Kakinya seakan di beri lem agar tidak bergerak. Hingga ia sulit untuk berpindah tempat.

BRUKK!

Bersamaan dengan jatuhnya bola itu. Dua buah botol yang ada di tangan Tassa terjatuh ke lantai. Gadis itu ikut terjatuh kerena ada sesuatu yang mendorongnya. Namun kepala atau anggota badannya tidak ada satu pun yang terasa sakit.

"Enggak papa?"

Tassa menerjab pelan. Matanya langsung bertemu dengan manik seseorang. Mulut Tassa sedikit terbuka sembari menatap wajah Denta yang begitu dekat. Denta terlihat lebih tampan dengan rambutnya acak-acakkan dengan keringat dingin ada pada ujung rambutnya. Dan juga keringat yang keluar dari pelipisnya mengalir pada rahang tegasnya.

DENTARA(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang