Bantu vote dan komentar ya😘
Jangan lupa Share ke teman-teman literasi kalian supaya mampir ke Dentara, okey?😂😍Dan, beri komentar sebanyak-banyak yahhh😃
Btw, aku senang lihat kalian berani berkomentar:)
HAPPY READING!
_________________________________________________"Tidak ada yang berharga disini kecuali kehormatan gadisku!"
-Dentara Aksapranaja-
Martahari tampak baru beberapa menit muncul dari upuk timur. Perlahan cahayanya merambat masuk kecelah-celah jendela yang tertutup oleh tirai dan langsung menerpa kelopak mata seorang pemuda yang tengah duduk di atas kursi dengan tubuhnya dicondongkan ke depan. Kepalanya ia rebahan di kasur dengan mata tertutup rapat. Kedua tangannya senantiasa menggenggam sebuah tangan mungil yang berwarna putih pucat nan dingin itu di atas kasur.
Apakah pemuda itu merasa nyaman sampai-sampai ia bisa tertidur pulas? Nyaman tidak nyaman, ia akan tertidur pulas karena lelah dan mengantuk. Sudah hampir semalaman ia tidak tidur. Dan ia baru saja tidur dari jam tiga dini hari dalam keadaan duduk.
Kelopak mata itu menerjab pelan. Satu tangannya terangkat untuk mengusap kedua matanya. Ia menegakkan tubuh sembari mengerang kecil. Karena tubuhnya terasa pegal. Wajah bantal dan raut lelah begitu tergambar jelas di wajah tampan itu.
Denta menggerakkan kepala perlahan. Menatap sekitarnya. Helaan napas keluar dari mulutnya. Lalu ia menatap gadisnya yang terbaring lemah dalam keadaan mata yang masih tertutup rapat.
Kira-kira kapan gadis itu akan bangun? Satu hal yang sangat Denta sayangkan, gadisnya kembali koma setelah melewati masa kritis. Dokter menyatakan hal itu kemarin setelah melakukan melakukan penanganan selama tiga jam lamanya. Karena saat itu keadaan Tassa sudah berada di ujung tanduk. Namun semuanya tidak sampai disitu saja, gadis itu kembali dibuat tertidur dan entah kapan ia akan bangun.
Apakah Tassa tidak bosan terus-menerus tertidur lama? Itulah pertanyaan yang ada di benak Denta saat ini.
Denta menatap lelah Tassa. Ia meletakan tangan kirinya di atas kasur, untuk menompang dagu. Matanya menatap lekat Tassa tanpa berkedip dengan tangan kanan mengusap lembut punggung tangan Tassa, "Apa kamu enggak bosan selalu berinteraksi dengan cara tertidur lama?" lirihnya pelan dengan kosa kata yang berbeda.
Tidak ada wajah garang dan menyeramkan yang Denta tampilkan seperti kemarin. Raut wajah seperti itu sudah tergantikan dengan raut wajah sendu yang terlihat menyedihkan setelah mendengar kabar Tassa kembali koma.
Ting!
Suara rington handphone Denta yang di atas meja terdengar. Membuat lamunan Denta membuyar. Ia mengambil benda pipih itu. Menatap layar handphonenya. Disana terpampang jelas nama Bunda sebagai penelpon. Sebelumnya, Denta sempat mengabari kedua orangtuanya kemarin tentang keadaan Tassa yang kritis. Dan mereka bisa datang pagi ini karena pekerjaan yang menumpuk di luar kota sana.
Bunda
Bunda sama Ayah sudah di jalan menuju ke rumah sakit. Kamu selesaikan masalah kamu di sekolah dulu, lalu kami akan menyusul setelah sudah menjenguk Tassa dan memastikan ada yang menjaganya. 07:39

KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Random"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...