HARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN MEMBERI VOTE!
HAPPY READING!
_______________
Bunda
Denta, pulangnya langsung ke alamat yg Bunda kirim tadi, ya?
Ngapain?
Udah ke sana aja.
______
"Kenapa, Bos?" tanya Tandu ketika ekor matanya tanpa sengaja menangkap Denta yang sedikit melakukan pergerakan disampingnya---tanpa mengalihkan padangan dari layar ponsel yang menampilkan roomchat whatApps dari para pacar, gebetan dan juga mantan yang masih berhubungan dengannya.
"Gue diminta pulang cepet,"
"Kenapa?"
Denta mengedikkan bahu acuh. Lalu menyeruput kopi yang ia pesan dengan mas Body--pemilik warung yang ada di belakang sekolah, tepatnya basecamp anak PHOENIX. Satu setengah bulan setelah PHOENIX didirikan oleh lima inti PHOENIX, WARBOD sudah mereka klaim sebagai basecamp mereka. Mereka tidak segan-segan akan mengusir orang asing---yang bukan anggota PHOENIX---mampir ke WARBOD. Jika boleh, itupun kalau mereka adalah pacar salah satu dari anggota geng itu.
WARBOD adalah singkatan dari WARung BODy.
Tandu mendongak menatap Denta, "Wah, jangan-jangan lo diminta pulang cepat karena mau dibojodohin, Ta? Kayak cerita-cerita di wattpad yang sering dibaca sama mantan gue dulu---Nina." Lalu ia melebarkan mata, menampilkan ekspresi terkejut.
"Bbbbrrrttt!" Air soda yang ada di mulut Lanjar tiba-tiba menyembur keluar hingga mengenai wajah Rogas yang sendiri tadi hanya diam memakan pop mie. Bahkan air itu masuk ke dalam mulutnya karena ia tengah membuka mulut, berniat memasukan mie yang ada di cup ke dalam mulut.
"Anjir!" seru pemuda itu terkekeh geli menatap Denta.
Hening.
Semua mata menatap ke arah Rogas yang mematung dengan mulut terbuka dan mie yang melayang di depan wajahnya. Pemuda itu tampak memejamkan mata cukup lama dengan satu tangannya yang mencengkram kuat garpu plastik yang ia pegang hingga patah.
"Anjim!"
"Kasian tuh, Rogas."
"Hahaha, bangsat si Lanjar!"
"Iuuuw, rasanya apa, tuh?"
"Sikat gigi tak cukup, tuk lawan kuman ba ... u, ka ... rang! Pepsodent alami Lanjar kupercaya ...,"
"Ihhh, aqu jyjyk!"
Gelak tawa mulai terdengar setelah beberapa detik hening. Rasa kasian dengan nasib Rogas yang malang memang ada, tapi tawa tidak kuasa ditahan ketika melihat ekspresi mengenaskan Rogas yang terasa menggelik perut itu. Memang pada dasarnya, teman lebih suka menertawakan lebih dulu alih-alih membantu.
Rogas berdiri, mengambil kaleng soda bekas Lanjar yang ada di atas meja lalu melemparinya dengan kesal ke arah pemuda itu. Membuatnya terlonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Rastgele"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...