Hai...👋
Sebelum baca, jangan lupa vote
Dan komen ya, kalo perlu di setiap partnya😘Btw, buat kalian yang berharap adegan plus-plus, apalagi yang 21+, aku harap kalian jangan berharap lebih. Karena aku sadar, ini cerita genrenya fiksi remaja, bukan dewasa. Kemungkinan besar juga aku yakin dari banyaknya readers Dentara itu masih di bawah umur, karena genrenya. Nah, kalau yang di part sebelumnya, itu cuma bumbu-bumbu yang dipadukan dengan sedikit 17+ supaya memenuhi adegan romantisme wkwkkwk
Disini juga ada, sedikit😥Nah, aku kasih tau ini supaya kalian ga berharap. Author mohon maaf🙏✌
Rileks aja bacanya, santai ...👌
☡T Y P O B E R T E B A R A N☡
H A P P Y R E A D I N G
.
.
.Dua minggu berlalu, selama itu pula dokter Dafa bolak balik dari rumah sakit ke rumah keluarga Pranaja. Gadis itu sudah tidak memakai infus lagi, bahkan luka yang ada di tubuhnya sudah mengering dan mulai menghilang. Pastinya, sebuah keajaiban telah terjadi pada gadis itu. Hampir sembilan puluh enam persen, penyakit Tassa akan benar-benar sembuh. Sangat pesat, bukan?
Sekarang jam tengah menunjukan pukul pukul sembilan belaslewat. Sehabis melaksanakan sholat isya bersama Denta, Tassa langsung ke ke dapur untuk melanjukan acara memasak makan malam yang tertunda karena azan tadi. Sedangkan Dinar dan Danu, mertuanya itu sedang menginap di rumah Opa karena ada urusan mendadak katanya.
"Kamu liat hp aku nggak, Cha?"
Tassa yang tengah mengaduk kangkung di wajan menoleh ke arah Denta yang baru saja menuruni tangga. Rambut pemuda itu terlihat basah akibat air wudhu dan juga wajahnya yang terlihat lebih segar membuat Denta terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
Tassa sempat tertegun namun, kembali tersadar. Sudah hampir berbulan bersama Denta, tidak mampu membuat darahnya berhenti berdesir hebat akibat pesona yang dimilikinya sendiri.
"Oh, ada. Ini hp kamu, ada di atas meja. Tadi Bunda nelpon, mangkanya aku bawa, soalnya kamu lagi di toilet," ucapnya menengok ponsel yang ada di atas meja. Teringat sesuatu ia kembali berucap, "Oh, iya! Itu ada kopi di atas meja makan, baru aku bikin tadi. Minum gih, nanti keburu dingin, nggak enak."
Mendengar itu lantas Denta mengangguk dan berjalan mengambil kopinya. Ia menyesap kopinya sedikit, berjalan ke arah Tassa dengan memegang kopi di tangan kirinya.
"Masak apa?"
"Mas--Ahhh!"
PRANK!
"Astaga, Cha. Maaf, aku nggak sengaja. Aku lupa kalo masih megang kopi. Ck, mana masih panas lagi." Sontak Denta langsung berlari mengambil sebaskom air dan tissue yang ada di atas meja, mengusap Dada Tassa yang terkena tumpahan kopi dengan tissue yang sudah ia basahkan. "Maaf, Cha. Kulit kamu pasti melepuh karena kopinya masih panas."
Tassa mengangguk samar lalu menunduk. Ia mengigit bibir bawahnya, terpejam sesaat. Membiarkan Denta membersihkan sisa kopi yang ada di bajunya. Beberapa menit kemudian rasa panas pulau tersamarkan dengan dinginnya air. Lantas, Tassa memegang tangan Denta, menghentikan kegiatan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Acak"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...