Yang kangen DenTassa, ujung kaki👣😂
Bantu vote dan komentar ya, jangan lupa Share ke teman literasi kalian. Oke?😘😍
HAPPY READING!
_________________________________________________"Kamu yakin, sekolah hari ini? Enggak di rumah aja? Bunda takutnya kamu kenapa-kenapa." Dinar menatap Tassa yang berdiri di depan pintu. Gadis itu hendak pergi sekolah bersama Denta.
"Enggak papa, Bunda. Tassa bisa jaga diri, kok. Lagian, ada Denta," ujar Tassa mencoba membuat Dinar percaya bahwa ia akan baik-baik saja. Ia hanya mengalami retak pada tulang rusuk. Tassa yakin, ia bisa menjaga tulang rusuknya agar tetap aman.
Denta menatap Tassa dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dinar menghela napas, "Yaudah, kamu baik-baik, ya?" Dinar beralih menatap Debta yang sendari tadi menutup rapat mulutnya, "Denta, jaga Tassa, jangan sampai dia kenapa-kenapa."
Denta mengangguk pelan. Lalu menyalimi Dinar, di ikuti oleh Tassa setelahnya. Setelah mereka berdua berjalan memasuki mobil mahal milik Denta yang sudah terparkir indah di depan rumah.
Jika kalian bertanya dimana Danu, pria paruh baya itu kembali keluar kota untuk menyelesaikan proyek yang tertunda kemarin jam setengah enam tadi. Dan Dinar yang harusnya ikut membantu Danu, terpaksa harus tinggal karena keadaan Tassa tidak begitu memungkinkan untuk ia tinggal.
"Kita berangkat, ya, Bun. Assalamualaikum ...," Tassa melambaikan tangan ke arah Dinar. Gadis itu tersenyum cerah. Tassa tampak bahagia karena hari ini ia kembali sekolah setelah koma beberapa hari yang lalu.
Dinar tersenyum tipis, "Wa-walaikumsalam," ucapnya.
Setelah itu Denta melajukan mobilnya meninggalkan perakarangan rumah mewah milik keluarga Pranaja itu.
Dinar menatap nanar mobil itu. Ia menghela napas pelan, "Dian, Aku akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Tassa." Setelah mengucapkan itu, Dinar masuk ke dalam.
Beralih pada Denta dan Tassa, kedua pasangan itu sama-sama bungkam. Tidak ada yang membuka mulut sebelumnya. Hening mengisi ruangan sempit itu.
Tassa menoleh melihat ke luar jendela. Langit tampak cerah di atas sana, dengan awan-awan putih cerah disekitarnya. Jalanan ibukota Jakarta tampak begitu padat pagi ini, mungkin karena pagi adalah jam dimana orang-orang mulai melakukan aktivitasnya, seperti bekerja ke kantor dan bersekolah.
Ketika melewati salah satu halte yang ada di pinggir jalan, tanpa sengaja Tassa melihat seseorang yang berpakaian mirip dengan seseorang yang ia lihat di taman rumah sakit.
Entah Tassa salah lihat atau apa. Saat itu ia merasa bahwa orang yang ia lihat di taman Rumah Sakit tengah memperhatikannya dan Denta. Dan orang ia lihat tadi, postur tubuhnya begitu mirip. Tapi Tassa tidak merasa yakin itu adalah orang yang sama. Karena mereka, sama-sama menggunakan pakaian serba hitam.
Dan sepertinya, ia harus meminta pendapat Denta.
"Denta?"
"Iya?"
Tassa menoleh menatap Denta, "Kamu liat-" Tassa berhenti berucap saat otak positifnya mulai bekerja. Jika ia mengatakan itu, ia akan memfitnah seseorang. Iya kalau benar, jika dirinya salah, berarti Tassa telah mencemarkan nama baik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENTARA(SELESAI)
Random"Setiap langkah, setiap detik, percayalah. Satu perlawanan dari seseorang sedikit pun akan aku pastikan hidupnya tidak tenang jika berani melukaimu." -Dentara Aksapranaja "Manusia itu hanya titipan. Mereka bisa saja kembali tanpa kamu ketahui, jadi...