1.7 | AKU, KAMU, ADALAH KITA

5.6K 350 6
                                    

HARGAI DENGAN MEMBERI VOTE

HAPPY READING!
____________________

"Sebenarnya ada apa sih, Ta? Kenapa mereka tiba-tiba nyerang sekolah kita? Terus temen lo yang diperkosa itu siapa? Emang lo punya temen cewe, Ta?"

Tandu yang keheranan menatap penasaran Denta. Ia merasa bingung dengan kejadian hari ini. Sama sekali ia bahkan tiga temannya tidak tahu penyebab penyerangan yang membuat kegaduhan di sekolah itu. Dan setahu Tandu, Denta tidak punya teman seorang wanita. Jangankan berteman, Denta bahkan selalu menatap dingin lawan bicaranya jika itu wanita. Kadang Tandu heran, memiliki wajah tampan dan banyak wanita yang suka, Denta sama sekali tidak berniat mendekati salah satu dari wanita itu.

Fakboy memang beda!

Denta melirik Tandu sebentar. Denta berdecak lalu mengambil sebatang nikotin dari saku celana jeans nya. Ia membuang muka menatap jendela di bagian belakang WARBOD.

Sekarang Denta beserta empat teman dan anggota lainnya sedang berada di WARBOD. Setelah berhasil menyelesaikan masalah tadi Denta mengajak mereka berkumpul atas permintaan Bartan.

"Lo mending cerita deh, Ta, penyebab mereka datang." Bartan yang sendari tadi diam membuka suara. Ia menyilangkan kedua kakinya menatap Denta dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

Denta menjauhkan nikotin yang ia isap, meletakkannya di atas asbak. Ia menghela napas menatap wajah penasaran anggotanya satu-persatu. "Lo pada ingat waktu Bunda minta tolong gue pulang cepat beberapa hari lalu?"

"Kapan?" tanya Rogas yang tampaknya lupa.

"Waktu lo sama Lanjar berantem di WARBOD, gara-gara Adel diselingkuhin Tandu."

Tandu yang mendengar itu berdecak. "Jangan umbar aib!" celutuknya sedikit kesal.

"Wong situ emang tukang selingkuh," ucap Lanjar setelah itu ia terkekeh geli mendengar ucapan yang ia campurkan.

Tandu mendengus menatap malas Lanjar.

"Oh, gue ingat!" seru Rogas. Ia memiringkan kepala menatap penasaran Denta, "Memangnya kenapa? Lo dicegat? Apa gimana? Cepet ceritain! Gue jadi penasaran," desak Rogas tiba-tiba.

"Waktu itu ...," Mereka semua menatap lekat Denta tanpa berkedip. "Malamnya saat gue pulang, gue lihat Naya mau diapa-apain sama anggota LEONOR."

"Terus? Lo tolongin?" tanya Lanjar. Lalu ia mengaduh sakit ketika Rogas tiba-tiba menggeplak kepalanya. "Sakit anjeng!" ucapnya menatap sinis Rogas.

"Lagian pertanyaan lo! Yailah ditolongin sama Denta, yakali dia biarin kekerasan berlangsung di depan mata. Ya nggak, Ta?" Rogas menaik-turunkan kedua alisnya menatap Denta.

Denta mengangguk kecil.

BRAKK!

"Enggak bisa dibiarin ini, Ta!" Tandu berdiri dengan tangan mengepal. "Mereka seenaknya sama kita! Gue enggak terima anak Dirgantara diginiin sama tikus-tikus Merpati itu!" Tandu melangkah, menerobos kerumunan yang entah sejak kapan mereka ada disana dengan langkah lebar serta tangan mengepal.

"Hoy! Lo mau ke mana?!" tanya Rogas setengah berteriak.

"Mau datangin Mario!"

DENTARA(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang